Dimensy.id
R17

AI Bisa Dimanfaatkan Mendorong Demokrasi 5.0 di Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Rabu, 27 Desember 2023, 21:57 WIB
AI Bisa Dimanfaatkan Mendorong Demokrasi 5.0 di Indonesia
Sekjen RMPG yang juga alumnus ITB, Hanief Adrian/RMOL
rmol news logo Kemudahan yang ditawarkan kecerdasan buatan (AI/artificial intelligence) harus dimanfaatkan sebagai alat untuk mematangkan evolusi peradaban manusia.

Harapan itu disampaikan Sekjen RMPG yang sekaligus alumni ITB, Hanief Adrian, pada diskusi yang diselenggarakan Discordia and B-Club dengan tema “AI: Big Push or Big Trouble”, Rabu (27/12), di Cafe Titik Temu, Jakarta.

Menurutnya, ke depan AI berperan penting membantu manusia menyelesaikan segala macam masalah.

“Saya optimistis AI akan membantu manusia menyelesaikan problematika ekonomi, sosial, budaya, hingga politik,” papar Hanief.

Menurutnya, di masa mendatang, AI tidak hanya membantu pelaku usaha untuk mengambil keputusan bisnis, tapi juga membantu menyusun kebijakan publik untuk mengambil keputusan politik.

Hanief juga menjelaskan, saat ini, khususnya di Indonesia, masyarakat tengah mengalami demokrasi 5.0.

“Masyarakat versi 5.0 merupakan kelanjutan evolusi peradaban manusia dari masyarakat berburu (versi 1.0), bertani (versi 2.0), industri (versi 3.0), dan kini society 4.0 atau masyarakat informasi. Maka Demokrasi 5.0 adalah demokrasi yang berisi masyarakat dengan inisiatif tinggi untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur,” rincinya.

Namun, untuk mewujudkan itu, Indonesia masih terhambat pranata dan lembaga sosial yang masih bersikap kuno.

Pemerintah diharapkan merespon kemajuan teknologi dengan mendorong masyarakat berinisiatif memanfaatkan teknologi.

“Pranata dan lembaga demokrasi kita harus demokrasi 5.0, di mana negara merespon kemajuan teknologi, tidak hanya melindungi masyarakat dengan perangkat hukum, tetapi juga memberikan big push atau dorongan besar agar masyarakat semakin berinisiatif menyelesaikan problematika sosialnya secara mandiri,” katanya.

Big push, sambung dia, tidak harus diwujudkan dengan anggaran pendidikan 20 persen, BPJS, bantuan langsung tunai, kredit usaha tani atau program makan siang gratis. Tetapi lebih dari itu.

Dia juga mendorong pembentukan partai lokal, seperti di negara-negara Eropa, untuk mengurangi apatisme politik, khususnya di kalangan muda, agar terwujud demokrasi 5.0.rmol news logo article
EDITOR: ACHMAD RIZAL

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA