Menurut penuturan Ketua Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan) Marsdya (Purn) Eris Herryanto, proyek pesawat tempur KFX/IFX (KF-21) telah memasuki fase pengembangan prototipe (EMD) yang berlangsung sejak 2016 hingga 2026 mendatang.
Dikatakan Eris, TNI Angkatan Udara menginginkan agar produk KFX/IFX yang akan diterima Indonesia nanti memiliki
drag chute atau parasut yang bisa dikeluarkan saat mendarat di landasan jarak pendek, seperti sekitar 1.800 meter di Indonesia.
"Untuk mendarat dengan jarak yang pendek maka TNI AU mensyaratkan agar dilengkapi dengan
drag chute," ungkapnya selama seminar program kerjasama jet tempur KFX/IFX (KF-21) di Flix Cinema Ashta 8 Lantai 2, kawasan SCBD, Jakarta Selatan pada Selasa (31/10).
Eris menekankan, bahwa
drag chute akan dipasang di pesawat Indonesia saja, sementara versi Korea Selatan tidak.
"Memang pesawat Indonesia dan Korea memiliki design yang berbeda. Itulah salah satu keunggulan dari pembuatan pesawat sendiri. Kita bisa mendesign dan menghitung kebutuhan-kebutuhan sesuai yang kita harapkan," jelasnya.
Eris mengatakan, kerjasama pesawat KFX/IFX telah dijalin sejak tahun 2009, tetapi untuk produksinya akan dimulai pada 2026 mendatang.
"Tahap pertama pengembangan teknologi (TD Phase) pada 2011-2016. Kemudian pengembangan prototipe (EMD Phase) mulai 2016 hingga 2026. Tahap produksi mulai dari tahun 2026 dan seterusnya," kata Eris.
Setelah jadi, produk KFX/IFX akan dimiliki pemerintah Indonesia sebanyak 48 unit dan Korea sebanyak 120 unit.
BERITA TERKAIT: