Akan tetapi, Maroko jelas bukan lawan enteng. Di laga pertama mereka mampu menundukkan Panama, meski di laga kedua harus mengakui keunggulan Ekuador.
Maroko juga punya sederet pemain muda yang kini membela sejumlah klub elite Eropa. Sebut saja Adam Boufandar (Juventus), Naoufel El Hannach (PSG), Anas Alaoui (Eintracht Frankfurt), hingga Amine Ezzarhouni (Lille).
Untuk menghadapi Maroko yang juga pasti punya misi yang sama, pelatih Bima Sakti bersyukur saat ini skuatnya dalam kondisi siap tempur. Tak ada pemain yang harus menjalani perawatan akibat cedera.
“Kami sudah dua hari recovery, kemarin dan hari ini, alhamdulillah pemain sudah siap dan bersyukur tidak ada yang cedera. Siapapun yang dipercaya besok, mereka akan tampil seratus persen demi mengamankan lolos ke fase gugur,” ujar Bima Sakti usai memimpin latihan di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, Rabu (15/11).
“Kami melihat Maroko tim bagus, kami tidak boleh menganggap Maroko di bawah Ekuador atau Panama. Mereka semua sama. Yang pasti fokus sejak awal kurangi kesalahan sendiri, fokus dasar teknik bagaimana passing kontrol,” imbuhnya.
Bima mengaku sudah mengamati kekurangan dan kelebihan yang dimiliki Maroko. Di antaranya Maroko punya organisasi permain yang bagus. Pun serangan balik yang sangat cepat.
“Yang pasti kami ingin menang, targetnya itu. Nanti soal hasil, yang paling penting kami bisa lolos, bisa juara grup, runner-up, atau peringkat ketiga terbaik,” tandasnya.
Indonesia saat ini masih bertahan di peringkat ketiga klasemen sementara Grup A dengan 1 poin. Di posisi kedua ada Maroko dengan 3 poin. Lalu Ekuador berada di posisi pertama berkat koleksi 4 dari dua pertandingan. Dan Panama di peringkat terakhir dengan koleksi 1 poin.
Adapun laga terakhir Grup A Piala Dunia U-17 akan digelar secara bersamaan pada Kamis (16/11) pukul 19.00 WIB di dua stadion berbeda. Indonesia kontra Maroko dilangsungkan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya. Sedangkan Ekuador melawan Panama dimainkan di Stadion Manahan, Solo.
BERITA TERKAIT: