Seperti halnya leg 1 di Lisbon, Portugal, babak pertama total didominasi Ajax. Terlebih kini mereka tampil di kandang sendiri. Sejumlah peluang berbahaya pun mampu dikreasikan Dusan Tadic dkk.
Di antaranya pada menit 36 saat tendangan Ryan Gravenberch yang sudah mengarah tepat ke gawang masih bisa ditepis oleh kiper Benfica,
Odisseas Vlachodimos.
Perlahan tapi pasti Benfica bisa mengimbangi permainan Ajax saat memasuki babak kedua. Tim asal Portugal ini mulai lebih berani bermain terbuka untuk menekan pertahanan tuan rumah.
Kerja keras Eagles, julukan Benfica, berujung dengan sebuah tendangan bebas saat laga bersisa 13 menit. Alex Grimaldo mengirimkan umpan lambung tepat ke depan gawang Ajax.
Adalah Darwin Nunez yang mampu memenangkan duel udara dengan kiper Ajax, Andre Onana, untuk menyambut umpan Grimaldo dengan sundulan yang mengarah ke tiang jauh.
Itulah satu-satunya gol yang tercipta dalam laga ini. Gol yang mengantarkan Benfica meraih tiket perempat final setelah unggul agregat 3-2.
Hasil buruk ini seolah memperpanjang kutukan Ajax saat tampil di kandang sendiri di ajang Liga Champions. Sejak 1996, Ajax belum pernah menang saat melakoni laga di babak
knock out. Mereka hanya pernah 4 kali imbang dan 5 kali kalah.
"Kami tampil lebih baik. Benfica tidak melakukan apa-apa, kecuali satu tendangan bebas. Kami ingin mendominasi dan kami melakukannya. Tapi kemudian datang satu momen itu...tidak bisa dipercaya," ucap kapten Ajax, Dušan Tadić, dikutip laman resmi UEFA, Rabu (16/3).
AFC Ajax 0-1 SL Benfica
(Núñez 77')
Ajax: Onana; Mazraoui, Timber (Kudus 90+6), MartÃnez, Blind; Edson Ãlvarez (Brobbey 81), Berghuis (Klaassen 81), Gravenberch; Antony, Haller, Tadić
Pelatih: Erik ten Hag
Benfica: Vlachodimos; Gilberto (Lázaro 90+1), Otamendi, Vertonghen, Grimaldo; Weigl, Taarabt (Meite 46); Everton (Yaremchuk 72), Gonçalo Ramos (Paulo Bernardo 90+1), Rafa Silva, Darwin Núñez (Diogo Gonçalves 81)
Pelatih: Nélson Verissimo.
BERITA TERKAIT: