"Untuk pengamanan aksi kami melibatkan 1.231 personel gabungan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, di lokasi.
Personel gabungan terdiri dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, dan instansi terkait. Mereka ditempatkan di sejumlah titik, termasuk disiapkan mengantisipasi massa aksi yang masuk kawasan Istana Negara.
Sedangkan pengalihan arus lalu lintas bersifat situasional. Rekayasa tergantung dinamika di lapangan.
"Kita lihat jumlah massanya, bila eskalasi meningkat, arus lintas ke Jalan Merdeka Barat dialihkan," tambahnya.
Dia juga mengingatkan kepada seluruh personel yang terlibat pengamanan agar bertindak persuasif, tidak memprovokasi dan terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan humanis, serta menjaga keamanan dan keselamatan.
Sedang kepada peserta unjuk rasa, Susatyo mengimbau agar para koordinator lapangan dan orator berorasi dengan santun dan tidak memprovokasi.
"Lakukan unjuk rasa damai, jangan memaksakan kehendak, tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan yang melintas. Selain itu personel yang terlibat pengamanan tidak ada yang membawa senjata api," kata Susatyo.
Seperti diketahui, BEM SI menggelar aksi unjuk rasa mengadili 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai gagal dan tidak pro rakyat.
Aliansi BEM SI menilai Jokowi gagal sebagai presiden. Aksi bertajuk 'Selamatkan Indonesia' itu juga mendorong perubahan kebijakan yang lebih berpihak pada kesejahteraan rakyat.
BERITA TERKAIT: