Penghargaan yang diberikan Kapolri berupa pendidikan bintara bagi Satrio melalui jalur khusus disabilitas.
“Casis tersebut memiliki keberanian melawan komplotan begal, dan casis tersebut tetap semangat ingin mengikuti rekrutmen,” kata Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo melalui keterangan tertulis, Jumat (17/5).
"Sehingga Bapak Kapolri memberikan penghargaan kepada adik kita, Satrio Mukti, diterima sebagai anggota Polri," sambungnya.
Satrio Mukti menjadi korban begal saat berangkat untuk tes psikotes bintara Polri di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Saat dibegal, Satrio sempat berduel melawan pelaku bersenjata golok.
"Awalnya saya tidak melihat dia bawa senjata tajam, jadi berantem pertama tidak membawa senjata tajam. Sempat satu lawan satu," ujar Satrio di rumahnya di Tanjung Duren Utara, Grogol, Jakarta Barat, Rabu (15/5).
"Pelaku itu satu motor tapi tiga orang. Pas berantem itu orang pertama kalah, tapi temannya yang tengah langsung turun dan ngeluarin senjata tajam," imbuhnya.
Pelaku yang membawa golok langsung mengayunkan senjatanya hingga ditangkis oleh Satrio. Akibatnya, jari kelingking korban hampir putus.
"Kalau luka yang parah tangan, kaki juga cukup parah. Tulang kelingkingnya putus, tapi masih nyantel, pas operasi saya masih pegang jari saya," kata Satrio.
Satrio akhirnya terjatuh. Sementara para pelaku berhasil membawa kabur motor dan ponsel miliknya.
Polisi telah menangkap lima pelaku begal, satu di antaranya ditembak mati karena melawan petugas.
BERITA TERKAIT: