Dalam kesempatan membuka acara Majelis Nichiren Shoshu Buddha di Solo, Jawa Tengah, Menag Yaqut mengimbau masyarakat untuk tidak memilih pemimpin yang memiliki paras tampan dan bermulut manis.
“Harus lihat rekam jejaknya. Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu,” ujar Menag Yaqut dikutip
Kantor Berita Politik RMOL di media sosial salah satu stasiun televisi nasional, Senin (2/10).
Selain itu, pria yang akrab disapa Gus Menteri ini, meminta agar semua pihak tidak menjadikan agama sebagai alat untuk berpolitik.
"Agama jangan digunakan sebagai alat untuk merebut kekuasaan, jangan jadikan agama sebagai alat berpolitik,” demikian Gus Yaqut.
BERITA TERKAIT: