Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pariwisata Multikultural, Demiliterisasi, dan Proses Pembangunan Perdamaian di Panama

OLEH: NAUFAL THIRAFI*

Jumat, 07 Juli 2023, 08:49 WIB
Pariwisata Multikultural, Demiliterisasi, dan Proses Pembangunan Perdamaian di Panama
Ilustrasi/Net
PANAMA adalah negara yang telah mengalami transformasi signifikan dalam tiga dekade terakhir. Sejak invasi Amerika Serikat pada tahun 1989 yang menggulingkan diktator militer Manuel Noriega, Panama telah memulai proses demokratisasi, demiliterisasi, dan pembangunan ekonomi.

Salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan luar biasa adalah pariwisata, jadi salah satu sumber pendapatan dan lapangan kerja utama bagi negara ini.

Panama menawarkan berbagai daya tarik bagi para pengunjung, seperti kanal yang terkenal, keanekaragaman hayati, warisan budaya, dan keanekaragaman multikulturalnya.

Namun, pariwisata bukanlah kegiatan netral yang hanya membawa keuntungan bagi negara tuan rumah. Pariwisata juga memiliki dampak sosial, budaya, lingkungan, dan politik yang perlu dipertimbangkan dan dikelola dengan hati-hati.

Dalam artikel ini, penulis akan mencoba membawa argumen bahwa pariwisata multikultural di Panama dapat memainkan peran positif dalam mempromosikan pembangunan perdamaian dan inklusi sosial, tetapi hanya jika didasarkan pada rasa hormat, dialog, dan partisipasi masyarakat setempat.

Apa yang dimaksud dengan pariwisata multikultural?

Pariwisata multikultural adalah bentuk pariwisata yang mengakui dan menghargai keragaman budaya, etnis, bahasa, agama, dan identitas yang ada di suatu destinasi.

Pariwisata multikultural berupaya menumbuhkan pemahaman dan apresiasi antarbudaya di antara wisatawan dan tuan rumah, serta mendukung pelestarian dan pengembangan warisan budaya dan identitas masyarakat setempat.

Panama adalah negara multikultural, dengan populasi yang terdiri dari mestizos (keturunan campuran Eropa dan penduduk asli), Afro-Panamanian (keturunan budak dan imigran Afrika), kelompok-kelompok pribumi (seperti Ngäbe-Buglé, Kuna, Emberá-Wounaan, Naso-Teribe, dan Bri-Bri), Tionghoa-Panamania (keturunan buruh dan pedagang China), Yahudi-Panamania (keturunan imigran Sephardic dan Ashkenazi), Arab-Panamania (keturunan imigran Lebanon dan Palestina), dan lain-lain.

Setiap kelompok memiliki sejarah, budaya, bahasa, agama, tradisi, dan adat istiadat yang memperkaya identitas nasional.

Pariwisata multikultural di Panama dapat menawarkan wisatawan kesempatan untuk mempelajari dan mengalami keragaman budaya yang hidup berdampingan di negara ini.

Sebagai contoh, wisatawan dapat mengunjungi kepulauan Kuna Yala, di mana mereka dapat berinteraksi dengan orang-orang Kuna yang telah mempertahankan otonomi dan budaya mereka selama berabad-abad.

Wisatawan juga dapat menjelajahi budaya Afro-Antillean di provinsi Bocas del Toro, di mana mereka dapat menikmati musik, masakan, dan sejarah komunitas ini yang berakar dari Jamaika dan pulau-pulau Karibia lainnya.

Budaya China-Panama di distrik Chinatown atau El Dorado di Panama City bisa ditemui, di mana mereka dapat mencicipi perpaduan cita rasa China dan Panama atau mengunjungi kuil dan museum yang didedikasikan untuk komunitas ini.

Bagaimana pariwisata multikultural dapat berkontribusi pada pembangunan perdamaian?

Pembangunan perdamaian adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mencegah atau menyelesaikan konflik dan mendorong rekonsiliasi dan kerja sama di antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pembangunan perdamaian melibatkan penanganan akar penyebab kekerasan dan ketidakadilan, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, diskriminasi, pelanggaran hak asasi manusia, dan kurangnya demokrasi.

Pariwisata multikultural dapat berkontribusi pada pembangunan perdamaian di Panama dengan menciptakan ruang untuk dialog dan pertukaran di antara berbagai kelompok budaya.

Dengan memfasilitasi pertemuan antar budaya antara wisatawan dan tuan rumah, pariwisata multikultural dapat menumbuhkan rasa saling pengertian dan rasa hormat di antara orang-orang dengan latar belakang, kepercayaan, dan perspektif yang berbeda.

Pariwisata multikultural juga dapat mendorong inklusi sosial dan pemberdayaan kelompok-kelompok yang terpinggirkan dengan memberikan mereka kesempatan untuk pengembangan ekonomi, ekspresi budaya, dan partisipasi politik.

Sebagai contoh, pariwisata multikultural dapat membantu mengatasi diskriminasi dan pengucilan historis yang dihadapi oleh orang-orang Afro-Panaman di Panama. Dengan menampilkan warisan budaya dan identitas mereka kepada para wisatawan, warga Afro-Panaman dapat memperoleh pengakuan dan penghargaan atas kontribusi mereka kepada bangsa.

Melalui lapangan kerja dan pendapatan bagi pengusaha, seniman, dan pemandu Afro-Panamanian, pariwisata multikultural dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mobilitas sosial mereka.

Dengan melibatkan para pemimpin dan organisasi Afro-Panamanian dalam perencanaan dan pengelolaan proyek-proyek pariwisata, pariwisata multikultural dapat meningkatkan pengaruh dan suara politik mereka.

Demikian pula, pariwisata multikultural dapat mendukung upaya pembangunan perdamaian kelompok-kelompok masyarakat adat di Panama. Mata pencaharian dan keberlanjutan mereka dapat terlindungi dengan melestarikan sumber daya alam dan lingkungan.

Dengan merayakan bahasa dan tradisi mereka, pariwisata multikultural dapat merevitalisasi budaya dan identitas mereka. Tentunya dengan kolaborasi bersama pihak berwenang dan institusi dalam memperkuat tata kelola dan demokrasi.

Apa saja tantangan dan keterbatasan pariwisata multikultural?

Pariwisata multikultural bukanlah obat mujarab yang dapat menyelesaikan semua masalah dan konflik yang dihadapi Panama. Pariwisata multikultural juga memiliki tantangan dan keterbatasan yang harus diatasi dan diatasi.

Salah satu tantangan utamanya adalah memastikan bahwa pariwisata multikultural menghormati dan beretika, serta tidak mengeksploitasi atau mengkomodifikasi budaya dan komunitas yang terlibat di dalamnya.

Pariwisata multikultural tidak boleh memaksakan stereotip atau ekspektasi terhadap tuan rumah, mengeksotiskan atau romantisme realitas mereka, melanggar hak-hak atau kepentingan tuan rumah, dan juga tidak boleh merusak lingkungan atau sumber daya mereka.

Pariwisata multikultural juga tidak boleh menciptakan ketergantungan atau ketidaksetaraan di antara tuan rumah, apalagi mengucilkan atau menggusur mereka dari tanah atau kegiatan mereka.

Tantangan lainnya adalah, memastikan bahwa pariwisata multikultural bersifat partisipatif dan inklusif, serta tidak mengesampingkan atau meminggirkan suara dan pandangan tuan rumah. Pariwisata multikultural harus melibatkan tuan rumah dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan dan masa depan mereka.

Pariwisata multikultural harus berkonsultasi dan menginformasikan kepada tuan rumah tentang manfaat dan risiko pengembangan pariwisata, memberdayakan dan mendukung tuan rumah untuk mengembangkan kapasitas dan inisiatif mereka sendiri.

Pariwisata multikultural juga harus berkelanjutan dan mudah beradaptasi, dan tidak membahayakan masa depan tuan rumah atau destinasi, menyeimbangkan dimensi ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan dari pembangunan.

Yang tak kalah penting, harus memantau dan mengevaluasi dampak dan hasilnya, beradaptasi dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi yang berubah dari tuan rumah dan wisatawan.

Kesimpulan

Pariwisata multikultural di Panama dapat menjadi alat yang ampuh untuk membangun perdamaian dan inklusi sosial, tetapi hanya jika dilakukan dengan rasa hormat, dialog, dan partisipasi. Pariwisata multikultural dapat menciptakan peluang untuk pemahaman dan apresiasi antarbudaya, serta untuk pembangunan ekonomi, ekspresi budaya, dan partisipasi politik.

Namun, pariwisata multikultural juga memiliki tantangan dan keterbatasan yang perlu dipertimbangkan dan dikelola dengan hati-hati. Pariwisata multikultural membutuhkan rasa hormat dan etika, partisipasi dan inklusi, keberlanjutan dan kemampuan beradaptasi.

Hanya dengan demikian pariwisata multikultural dapat berkontribusi pada Panama yang lebih damai dan beragam. rmol news logo article

*Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA