Demikian pendapat Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an, saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL pada Senin (26/12).
Ia menjelaskan, salah satu yang cukup nampak dari dinamika politik saat ini adalah perbedaan arah politik satu parpol koalisi pemerintahan Presiden Jokowi, yaitu Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
"Satu partai yang posisinya sebagai mitra koalisi tapi di sisi lain punya fatsun politik yang berbeda dengan Jokowi, dengan membangun koalisi yang diberi nama 'Koalisi Perubahan'," ujar Ali.
"Dari namanya saja sudah memberikan simbol bahwa dia anti Jokowi," sambungnya menegaskan.
Namun ketika mendengar rencana Jokowi akan melaksanakan perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju dengan mengganti sejumlah menteri yang kini masih menjabat, Ali yang kini tengah menjadi mahasiswa doktoral ilmu politik Universitas Indonesia memandang itu sudah tepat diaktualisasikan.
"Nah ini juga, (menteri-menteri dari Partai Nasdem) perlu dievaluasi, apakah tetap dilanjutkan di barisan kabinet dengan persyaratan-persyaratan tertentu, atau dikeluarkan dari barisan kabinet. Ini juga menentukan nanti," tuturnya.
"Karena harus diakui tahun 2023 ini tahun politik. Fokus semua masyarakat atau elit politik akan bergeser dari presiden jokowi ke capres 2024 mendatang. Maka isu reshuffle sangat relevan jika kita melihat
timing-nya," demikian Ali menambahkan.
BERITA TERKAIT: