Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan menjelaskan, Ipda OS sempat melakukan tembakan peringatan terhadap pengendara yang membuntuti pria berinisial O. Namun, orang-orang yang membuntuti tak mengindahkan peringatan tersebut.
Zulpan mengatakan, keempat orang yang berada di dalam mobil Daihatsu Ayla itu justru hendak menabrak Ipda OS. Sehingga Ipda OS melepaskan tembakan terukur ke arah mobil. Peluru yang dilesatkan Ipda OS mengenai dua orang. PP meninggal dunia usai dirawat di RS Polri. Sedangkan MH masih mendapatkan penanganan medis.
"Ipda OS melakukan penembakan peringatan ke udara, namun tidak diindahkan mendapat serangan yaitu artinya kendaraan ini berupaya menabrak sehingga Ipda OS berupaya membela diri. Ini pengakuan yang diberikan melakukan penembakan itu ya," kata Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (7/12).
Dikatakan Zulpan, pengakuan Ipda OS kepada penyidik tak menyangka peluru yang dilepaskan mengakibatkan salah satu orang meninggal dunia. Dalam hal ini, Zulpan mengatakan Ipda OS mengambil tindakan tersebut karena merasa terancam.
"Ipda OS juga tidak memprediksi sebenarnya ada terkait dengan perlawanan dari pada mobil Daihatsu Ayla saat dilakukan pemberhentian atau pengadangan," terang dia.
Sementara itu, Bidang Propam Polda Metro Jaya masih belum merampungkan hasil penyelidikan. Adapun, keterlibatan Propam Polda Metro Jaya sendiri untuk mengakaji terkait pengunaan senjata api.
"Nanti dari bidang Propam tentunya juga akan melakukan pemeriksaan kaitannya dengan tindakan kepolisian yang dilakukan ini akan diarahkan ke pelanggaran disiplin atau etik," kata dia.
Kombes E Zulpan menjelaskan, rangkaian peristiwa penembakan itu diawali ketika, seorang pria berinisial O melapor kepada Ipda OS dirinya dibuntuti oleh pengendara mobil lain sejak dari kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat.
“Saya sampaikan kronologis singkatnya, dimulai dari Sentul, sodara O sudah diikuti oleh mobil Ayla yang diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan ada 4 orang, dua kena tembakan dan dua di dalam mobil laki-laki semuanya laki-laki, dua yang tidak kena tembak disana inisialnya IM dan PCM alias C,†kata Zulpan.
Alasan empat orang di dalam mobil Ayla membuntuti O, ungkap Zulpan lantaran mereka mengakui tengah melakukan investigasi. Mengapa alasannya demikian, menurut pengakuan dua orang yang selamat, pembuntutan ini lantaran O menggunakan kendaraan dengan plat RFJ yang mereka duga sebagai pejabat di Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta.
“Sehingga dibuntuti dengan maksud investigasi, mereka melihat sodara O menurunkan seseorang wanita dari hotel sehingga mereka mengikuti, sodara O yang dibuntuti bahwa merasa terancam sehingga berakhirlah kejadian di exit tol Bintaro bahwa kita tahu ada korban dua orang tertembak,†tandas Zulpan.
Zulpan menambahkan, bahwa pria berinsial O dengan Ipda OS memiliki pertemanan, sehingga ketika merasa terancam O kemudian menghubungi Ipda OS.