Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyampaikan, ketiga terduga teroris yang ditangkap merupakan ketua, sekretaris dan bendahara Lembaga Amil Zakat (LAZ) Baitul Maal (BM) Abdurrahman bin Auf (ABA), sebuah yayasan yang menggalang dana untuk pengkaderan, mendanai aksi terorisme hingga membiayai buronan teroris.
"Kami sampaikan mengenai program penggalangan dana tersebut, ini merupakan sebuah kebutuhan organisasi JI yaitu, pengkaderan atau menyiapkan kader-kader dari generasi Jamaah Islamiyah. Di mana program tersebut dinamakan jihad global," kata Ahmad Ramadhan kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (3/11).
Yayasan LAZ BM ini, dikatakan Ramadhan merupakan wadah penggalangan dana yang digunakan oleh kelompok Jamaah Islamiyah untuk mengirim kader-kadernya ke daerah konflik.
“Dikirim ke daerah-daerah yang merupakan daerah sasarannya. Sepetti daerah konflik, negara Syria, Irak, dan Afghanistan,†ungkap Ramadhan.
Ramadhan menyampaikan, tujuan program yang dinamakan jihad global Jamaah Islamiyah ini adalah untuk membangun, menjalin hubungan, silahturahmi, dan afiliasi dengan kelompok-kelompok radikal di negara konflik.
"Jadi terjadilah hubungan kelompok-kelompok tersebut di negara konflik," katanya.
Menurut Ramadhan, ketiga tersangka melalui LAZ BM ABA memiliki aset yang cukup besar berupa tanah dan bangunan yang tersebar di Bandar Lampung, Pesawaran, Pringsewu dan lainnya.
"Ini merupakan asetnya yayasan itu," ucapnya.
Menyoal berapa jumlah asetnya, Ramadhan belum menjelaskan secara rinci. Hal ini lantaran tim Densus 88 Antiteror Polri masih mendalami hal tersebut.
"Ini masih dilihat. Yang jelas jumlahnya besar. Jadi pernah kita sampaikan bahwa JI ini melakukan pengumpulan dana, bisa melalui pengumpulan dana, juga iuran wajib dari anggota JI sendiri, kemudian ada bantuan dari anggota JI lainnya. Jadi sumbernya macam-macam," jelasnya.
Ramadhan menuturkan, dana itu dikelola secara ekonomi dengan tujuan mendanai kegiatan aksi terorisme.
"Tentunya mereka mengelola secara ekonomi, jadi uang itu bisa diputar. Yang terpenting bagi mereka adalah mereka bisa mendanai kegiatan aksi-aksi terorisme di Indonesia," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: