Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jangan Pecah-Belah Bangsa Indonesia

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Minggu, 07 Februari 2021, 19:41 WIB
Jangan Pecah-Belah Bangsa Indonesia
Jaya Suprana/Ist
PADA masa Pilpres 2019, bangsa Indonesia terpecah-belah menjadi kubu pendukung capres nomor 1 yang berseberangan dengan kubu pendukung nomor 2. Masig-masing kubu menggunakan istilah cemooh bagi kubu lawan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kubu nomor 1 menyebut kubu nomor 2 sebagai kampret dan kubu nomor 2 menyebut kubu nomor 2 cebong. Namun setelah Pilpres usai, bangsa Indonesia tetap terpecah-belah menjadi  yang pro pemerintah dan yang tidak pro pemerintah.

Mendadak muncul sebuah kreasi sebutan baru yaitu “kaldrun” sebagai akronim nama satwa jenis tertentu yaitu kadal gurun. Memprihatinkan bahwa sebutan kaldrun beraroma rasis akibat ditujukan ke arah ras tertentu di Indonesia tercita ini.

Diskriminatif

Pada hakikatnya istilah kaldrun inkonstitusional sebab melanggar undang-undang antidiskriminasi ras. Mereka yang tega menghina sesama manusia warga Indonesia dengan sebutan satwa pada hakikatnya tidak lebih beradab ketimbang satwa yang tidak pernah melecehkan sesama satwa dengan sebutan manusia.

Sebutan kaldrun rawan diseret ke ranah hukum oleh mereka yang merasa latar belakan rasnya dilecehkan. Maka saya merasa kurang sreg terhadap sebutan satwa terhadap manusia yang dihinakan kepada sesama warga Indonesia yang tidak propemerintah dan/atau diarahkan ke etnis tertentu.

Meski para pengguna sebutan kaldrun tentu saja akan tegas menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak berniat menghina warga etnis tertentu.

Harapan

Tidak terlalu sulit ikut merasakan perasaan pihak yang dilecehkan dengan sebutan kaldrun. Meski anjing merupakan mahluk teladan kesetiaan, namun sebaiknya jangan hina sesama manusia dengan sebutan anjing apalagi masih ditambah predikat geladak.

Meski kadal gurun secara ethologis merupakan mahluk paling mampu bertahan hidup di lingkungan paling tidak kondusif, namun sebaiknya jangan hina sesama warga Indonesia dengan sebutan kaldrun. Apalagi sebutan beraroma kebencian dikaitkan perbedaan latar belakang suku, ras dan agama sama sekali tidak sesuai citra kepribadian bangsa Indonesia yang tersohor di seluruh dunia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kerukunan antarsuku, ras dan agama.

Dapat diyakini bahwa menggunakan sebutan satwa bagi sesama warga Indonesia alih-alih mempersatukan bangsa sesuai sila Persatuan Indonesia malah memecah-belah bangsa selaras politik divide et empera yang lazim digunakan bangsa penjajah demi lebih mudah menguasai bangsa yang dijajah.

Marilah kita bersatupadu demi maju tak gentar berjuang menghentikan angkara murka memecah-belah bangsa sendiri dengan menggunakan sebutan satwa terhadap sesama warga Indonesia. Tentu saja ajakan ini akan ditolak oleh mereka yang memang ingin memecah-belah bangsa Indonesia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA