Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

DUBES KOLOMBIA JUAN CAMILO VALENCIA GONZALEZ

Kami Tidak Harus Memilih Salah Satu dari Mereka

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-5'>TEGUH SANTOSA</a>
OLEH: TEGUH SANTOSA
  • Jumat, 18 September 2020, 07:41 WIB
Kami Tidak Harus Memilih Salah Satu dari Mereka
Dubes Kolombia Juan Camilo Valencia Gonzalez/Agung Hadiawan
SETIDAKNYA sejak 12 ribu tahun sebelum Masehi negeri seluas 1,1 kilometer persegi di belahan utara Amerika Selatan ini telah didiami penduduk pribumi, dari bangsa Chibcha, Muisca, Quimbaya, Tairona, dan Inca yang berkembang di baratdaya Kolombia modern.

Pengelana Spanyol Alonso de Ojeda melihat wilayah ini pertama kali ketika melintasinya di tahun 1499. Tak lama kemudian, pengelana Spanyol berikutnya, Juan de la Cosa, mendarat di Tanjung Sails, La Guajira. Tiga tahun kemudian, giliran Vasco Nunez de Balboa menduduki wilayah di sekitar Sungai Atrato, satu dari begitu banyak sungai di Kolombia.

Hingga pertengahan abad ke-16 kekuasaan kolonial Spanyol berkembang pesat. Negeri-negeri di kawasan itu disatukan di bawah payung Kerajaan Baru Granada (Nuevo Reino de Granada) dengan ibukota Santa Fe de Bogota.

Di penghujung dekade kedua abad ke-19, Simon Bolivar Sang Pembebas mengakhiri kekuasaan Spanyol. Ia menjadi presiden pertama Gran Colombia, meliputi negara yang kini dikenal sebagai Kolombia, Venezuela, Ekuador, Peru, Bolivia, dan Panama.

Negara baru ini tidak berusia panjang. Hanya sebelas tahun. Di bulan April 1830 Simon Bolivar terpaksa mengundurkan diri, dan di bulan Desember tahun itu juga ia meninggal dunia karena sakit TBC. Kurang dari setahun kemudian Gran Colombia pun bubar.

Setelah Gran Colombia bubar, Kolombia dan Panama berdiri sebagai Republik Grenada Baru. Di tahun 1858, Republik Grenada Baru dan wilayah baratlaut Brasil kini mendirikan Konfederasi Grenadine yang di tahun 1863 mengadopsi nama baru Colombia Serikat atau United States of Colombia.

Di tahun 1886, giliran federasi Colombia Serikat yang bubar. Adapun Kolombia bersama Panama di dalamnya mendirikan Republik Kolombia yang dikenal hingga hari ini. Tapi di tahun 1903 Panama pun memilih meninggalkan Republik Kolombia setelah Amerika Serikat menawarkan pembangunan Terusan Panama.

Dengan 50 juta penduduk Kolombia merupakan salah satu negara yang paling majemuk dari sisi liguistik dan etnik.

“Ini salah salah satu kemiripan Kolombia dan Indonesia. Hal lain, masyarakatnya juga ramah dan terbuka seperti masyarakat Indonesia,” ujar Dutabesar Republik Kolombia untuk Republik Indonesia, Juan Camilo Valencia Gonzalez.

Republik Merdeka mengunjungi Dubes Gonzales di kantornya di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, pertengahan Agustus lalu.

Sebelum ditugaskan Presiden Ivan Duque Marquez sebagai Dutabesar di Jakarta, Dubes Gonzales adalah seorang pengacara dengan pengalaman luas di sektor manajemen komersial, investasi asing, juga hidrokarbon.

Dalam perbincangan, Dubes Gonzales menyampaikan harapan agar hubungan dan saling pengertian kedua negara dan bangsa semakin baik di masa depan.

Dubes Gonzales juga menyoroti persepsi keliru yang masih berkembang luas mengenai negaranya. Kolombia memang pernah mengalami masa-masa sulit di era 1970an dan 1980an ketika Pablo Escobar dan jaringan narkotika yang dikuasainya merusak sendi-sendi kehidupan negara itu. Walau masa kelam itu telah berlalu, tetapi budaya pop tampaknya masih kerap membangun analogi bahwa Kolombia adalah Escobar.

“Masih banyak public figure yang lain lain. Anda pernah mengenal Rene Higuita, penjaga gawang Kolombia yang punya tendangan kalajengking. Atau kini ada Egan Arley Bernal Gomez, anak muda kelahiran 1997 dari Kolombia yang menjadi pemenang Tour De France tahun lalu,” kata Dubes Gonzales lagi.

Dalam pertemuan itu, Dubes Gonzales juga mengatakan dirinya sedang menunggu waktu untuk menyerahkan dua tanda mata penting dari negaranya untuk Presiden Joko Widodo.

Pertama, adalah sepucuk surat yang dikirimkan khusus oleh Presiden Duque untuk Presiden Jokowi. Di dalam surat itu Presiden Duque menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas bantuan Garuda Indonesia yang bersedia membantu pemulangan warganegara Kolombia di awal Juli lalu. Di dalam surat itu pula, Presiden Duque mengundang Garuda Indonesia untuk membangun jalur penerbangan dari Indonesia ke Kolombia, dan menjadikan Kolombia sebagai hub di kawasan Amerika Latin.

Cinderamata kedua adalah baju pembalap sepeda Egan Bernal untuk Presiden Jokowi. Di dalam pesan yang dibingkai khusus itu, Egan Bernal mengatakan, Presiden Jokowi adalah juara sepeda Indonesia karena kerap membagikan sepeda untuk anggota masyarakat.

Berikut petikan dialog dengan Dubes Gonzales.

Untuk waktu yang cukup lama Kolombia diidentikkan dengan narkotika. Tetapi tentu saja kita tahu dengan segala potensi yang ada Kolombia adalah negara yang menjanjikan di Amerika Latin…

Kami berperang melawan narkotika sejak lama. Tentu saja kami bukan negara pertama yang memerangi narkotika dalam sejarah manusia. Jauh sebelum fenomena kokain di Kolombia, opium sudah eksis sekitar 200 tahun lalu. Perang melawan obat-obatan terlarang adalah salah satu perang yang berlangsung sangat lama dalam sejarah manusia.

Di masa lalu, di awal era 1900an, kokain digunakan untuk mengontrol rasa sakit. Juga pernah menjadi bagian dari formula Coca Cola, tapi kemudian penggunaannya dihentikan setelah disadari efek samping yang tidak baik.

Masyarakat pribumi di Kolombia menggunakan daun dari tumbuhan coca, lalu mereka mengunyah daunnya sebagai penambah tenaga alami. Setelah mereka mengunyah daun coca, mereka dapat menempuh perjalanan bermil-mil jauhnya tanpa rasa lelah.

Persoalannya adalah pada proses yang dilakukan untuk mengubah pohon coca menjadi drugs. Ini hal yang berbeda (dengan yang dilakukan masyarakat pribumi Kolombia).

Sejarah negara kami dengan Pablo Escobar sangat menyedihkan, dan sangat sulit untuk dilupakan. Ketika Pablo Escobar begitu berkuasa di Kolombia di era 1970an, institusi yang kami miliki tidak cukup kuat. Dan, perdagangan narkotika ketika itu tidak termasuk sebagai kejahatan (felony). Saat itu kami tidak tahu apapun tentang perdagangan narkotika (narco trafficking). Amerika Serikat juga tidak tahu apapun tentang kokain.

Anda hendak mengatakan bahwa ketika itu perdagangan narkotika adalah fenomena yang sama sekali baru?

Ya, benar. Masalah sebenarnya terjadi saat Pablo Escobar ingin menghancurkan institusi dan individu yang mencoba menghalanginya untuk mendapatkan uang dari perdagangan nartkotika, juga untuk mendapatkan kekuasaan.

Dia berambisi untuk memiliki kekuasaan politik di Kolombia. Dia memberikan begitu banya uang kepada orang miskin, bukan karena dia ingin membantu mereka, tetapi karena ia ingin mendapatkan dukungan dari mereka dalam pemilihan umum. Dia ingin menjadi Presiden Kolombia.

Dia mulai menyusun strategi agar menjadi sangat populer. Di saat bersamaan dia mulai membunuh polisi dan meledakkan banyak tempat di Bogota. Itu adalah era yang sangat buruk bagi rakyat Kolombia. Ketika itu saya masih kecil, saya tidak bisa keluar dari rumah karena Pablo Escobar mungkin sekali meledakkan pusat perbelanjaan untuk membunuh orang-orang. Tidak ada target spesifik, hanya membunuh orang-orang yang tidak bersalah.

Kami sebagai sebuah negara melakukan tindakan yang sangat besar untuk melumpuhkannya (take him down). Kami bernegosiasi dengannya, dan menempatkannya di sebah penjara khusus. Kami ingin menghentikan perang. Ketika itu era pemerintahan Presiden Cesar Gaviria.

Tetapi dia tetap melakukan kejahatan di dalam penjara itu. Lalu pemerintah kami memutuskan mengirimkan Pablo Escobar ke Amerika Serikat untuk diadili. Ketika dia tahu bahwa itu akan terjadi (dia akan dikirim untuk diadili di Amerika Serikat) Pablo Escobar melarikan diri. Lalu memulai kembali perlawanan terhadap upaya pemerintah Kolombia memerangi narkotika. Polisi pun kembali mengejar Pablo Escobar dan itu sungguh saat yang sangat sulit.

Image Pablo Escobar di mata masyarakat Kolombia sangat buruk, dia adalah salah satu hal paling buruk yang pernah kami alami. Tetapi di saat bersamaan, dia juga merupakan salah satu hal terbaik (nicest) yang pernah kami alami.

Karena dia, kami memiliki institusi yang sangat kuat dan kami tahu bahwa kami harus melawan realita itu. Kami jadi memiliki kesadaran betapa penting tidak menjadi bagian dari itu (perdagangan narkotika).

Kemudian, setelah Pablo Escobar, masih ada hal seperti itu di tengah masyarakat Kolombia. Tetapi masyarakat Kolombia sudah memiliki kesadaran bahwa mereka tidak ingin menjadi bagian dari perdagangan obat-obatan terlarang.        

Banyak pelaku kekerasan setelah Pablo Escobar menjadi bagian dari bisnis narkotika, seperti gerilyawan FARC (Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia) yang mana kami telah menyelesaikan negosiasi dengan mereka.

Kelompok gerilya ada di banyak tempat di muka bumi. Tidak mudah bagi mereka untuk membiayai gerakan mereka. Akhirnya mereka menyimpulkan bahwa cara termudah untuk membiayai perlawanan terhadap pemerintah adalah dengan melakukan perdagangan narkotika. Tetapi, ketika telah melibatkan diri pada perdagangan narkotika, mereka jadi melupakan tujuan politik mereka karena dalam bisnis ini banyak sekali uang.

Ketika itu di era pemerintahan Alvaro Uribe, kami perlihatkan kepada dunia bahwa FARC bukan kelompok politik yang berperang melawan pemerintah, tetapi mereka adalah jaringan narkotika. Lagi, sebagai masyarakat kami memutuskan untuk memerangi mereka, tidak hanya FARC tapi semua jaringan narkotika yang ada. Itulah sebabnya mengapa salah satu persoalan yang kami hadapi dengan Venezuela saat ini adalah narkotika.

Mengapa begitu?

Dibutuhkan penjelasan yang panjang, dan saya harus berhati-hati. Semua berawal ketika Hugo Chavez memenangkan pemilihan umum di Venezuela. Dia bukan bagian dari kelompok politik Venezuela. Tetapi dia adalah bukti bahwa rakyat memiliki peluang untuk mengubah partai politik dan politisi menjadi fenomena baru ke arah baru.

Dia menyadari bahwa orasi yang bernada kiri sangat menarik perhatian rakya, dan dia memulai gerakan sosial. Namun dia tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai demokrasi, mengenai bagaimana seharusnya negara dan semua institusi negara bekerja. Bahkan dia tidak tahu bagaimana cara menjalankan sebuah negara. Tidak ada hal lain di balik pidato-pidatonya yang menarik itu (nothing behind the speech).

Dia berupaya melakukan banyak hal. Dia mengubah konstitusi. Misalnya, di dalam setiap konsitusi negara di muka bumi, Anda menempatkan kekuasaan militer di bawah pemerintahan sipil.

Contohnya di negara kami nama calon pemimpin angkatan bersenjata diserahkan kepada Parlemen. Lalu Parlemen akan memutuskan. Ini berarti kekuasaan militer berada di bawah kontrol pemerintahan sipil.

Hugo Chavez menghapuskan hal itu dari konstitusi Venezuela yang baru. Presiden bukan lagi supreme commander bagi angkatan bersenjata di Venezuela. Ini karena dia tidak tahu.

Di era Chavez berkuasa, Venezuela mulai berhubungan dengan FARC dan ELN (Ejército de Liberación Nacional). Mereka pindah dari Kolombia ke Venezuela. Dan perdagangan narkotika pun mulai tumbuh di Venezuela.

Inilah yang sekarang menjadi salah satu masalah antara Amerika Serikat dan Venezuela. Amerika Serikat menuding Venezuela terlibat dalam perdagangan narkotika. Sementara bagi kami, masalahnya adalah uang dari praktik perdagangan narkotika ini membiaya berbagai hal di Kolombia.

Jadi, kalau kita membuat perbandingan, mana yang lebih besar pengaruhnya, Pablo Escobar atau FARC?

Pablo Escobar berbeda. Dia tidak seperti yang dipikirkan banyak orang hari ini. Tetapi dia sudah terlanjur menjadi ikon.

Tidak lebih dari satu bulan lalu, saya pergi ke sebuah klinik di Jakarta, dan saya melihat seseorang mengenakan T-shirt yang bertuliskan, kira-kira, “Saya bukan orang kaya, tapi orang miskin yang memiliki banyak uang.” Disebutkan, itu adalah kalimat yang pernah diucapkan Pablo Escobar.

Padahal dia tidak pernah mengatakan itu. Ini bagian dari kreasi yang dihasilkan televisi dan film.

Pablo Escobar juga merupakan orang pertama yang berusaha menjadi sangat kaya dari bisnis narkotika. Kami tidak siap menghadapi hal itu di era 1970an dan 1980an. Institusi kami tidak siap. Itu sebabnya tadi saya katakan, karena dia jugalah pada akhirnua kami menjadi negara yang lebih kuat. Kami dapat menghadapi masalah yang ditimbulkan Pablo Escobar.

Sementara FARC bersembunyi di belakang ideologi politik. Mereka sebenarnya tidak memiliki ideologi politik, tetapi mereka memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa mereka berjuang untuk tujuan politik.

Sekarang kami memiliki peluang untuk membagikan pengalaman kami kepada seluruh dunia. Seperti yang kami lakukan dengan Indonesia. Kami bekerja sangat erat dengan BNN (Badan Narkotika Nasional).

Bisa Anda jelaskan bagaimana kerjasama antara Kolombia dan BNN itu?

Hampir semua institusi negara di seluruh dunia yang berperang melawan narkotika saling terhubungkan. Karena kita harus lebih kuat dalam menghadapi bisnis narkotika.

Mereka (jaringan narkotika) melihat banyak hal yang menguntungkan mereka. Mereka saling terhubungkan satu sama lain. Bisnis mereka menghubungkan mereka dengan sangat mudah. Bukan hanya kokain, bukan hanya marijuana, juga ekstasi, dan obat-obatan sintetis lainnya, heroin, crack, datang dan pergi dari mana saja di seluruh dunia menuju mana saja di seluruh dunia. Karena konsumennya ada di seluruh dunia, dan juga orang-orang yang memproduksinya di seluruh dunia.

Jadi kami harus membangun hubungan dan bekerjasama dengan erat dengan berbagai isntitusi di dunia. Kami membagi pengetahuan kami dan pengalaman kami. Mereka juga begitu. Kami membagikan informasi mengenai peredaran narkoba.

Kami memberikan kesempatan kepada para pejabat di lembaga-lembaga yang bekerjasama dengan kami untuk mempelajari pengalaman kami di Kolombia.

Direktur Anti Narkotika Kepolisan Kolombia, Jenderal Jorge Luis Ramirez Aragon, tahun lalu berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan Kepala BNN Komjen Heru Winarko. Kami juga berkunjung ke salah satu sekolah yang dimiliki BNN di Lido, Bogor. Kami bekerjasama dengan sangat erat untuk melawan bisnis ini.

Kalau kita membuat chart, bisakah kita ketahui siapa produsen narkotika terbesar dan bagaimana mereka mendistribusikannya. Bagaimana peranan jaringan narkotika di Indonesia, apakah mereka hanya menerima, atau mereka juga memproduksi?

Saya kira masalah yang kita hadapi dengan narkotika adalah bukan soal darimana ia berasal. Karena kalau Anda melihat realita, Anda akan menemukan konsumen narkotika mengkonsumsi apapun di mana pun.

Anda sebagai wartawan, bila mencari berita Anda pergi ke tempat di mana sumber berita itu berada. Kalau Anda sebagai pengusaha, Anda juga akan pergi ke tempat di mana Anda punya peluang bisnis. Demikian juga dengan pedagang narkotika.  

Kalau Anda melihat realitas konsumsi narkotika, ada di seluruh dunia. Di manapun di seluruh dunia ada orang yang mengkonsumsi narkotika, menggunakan apapun.

Kita harus memahami bahwa fenomena perdagangan narkotika tidak hanya tentang produksi, transportasi, dan penjualan. Ini tentang semua hal dalam prosesnya. Dari penjualan sampai pembelian, dari pembuatan sampai penggunaan. Ketika kita memahami bahwa kita harus berperang bersama kita dapat menghadapinya.

Jadi narkotika ini merupakan salah satu pandemi…

Anda benar, untuk bertahun-tahun lamanya. Tentu saja kita harus memahami peran kita sebagai negara.

Anda bisa mengatakan Pablo Escoba adalah salah seorang drug lord, aktor terbesar yang pernah ada di jaringan narkotika dunia. Tetapi, bisakah Anda menyebutkan satu saja orang seperti Escobar dari Amerika Serikat, atau dari Eropa? Apakah tidak ada, atau kita tidak tahu apa yang mereka lakukan? Bisakah Anda sebutkan Pablo Escobar di Asia?

Kalau kita ingin menghentikan perdagangan narkoba, kita harus menghentikan negara produsen. Dan kalau Anda melihat di setiap negara ada pihak yang memproduksi obat-obatan terlarang itu. Di Rusia, China, di semua tempat.

Sangat tidak adil image Kolombia diambil oleh Pablo Escobar. Di sini ada satu tempat pembuatan tattoo, dan mereka memasang foto Pablo Escobar di tempat itu. Tetapi sebetulnya itu bukan foto Pablo Escobar yang asli, mereka mengambil dari film seri mengenai Pablo Escobar di Netflix.

Anyway, kami menulis surat untuk Gubernur DKI Jakarta dan BNN, menjelaskan bahwa Pablo Escobar bukan individu yang seharusnya disukai dan mendapat tempat di hati dan pikiran pemuda. Dia bukan role model yang harus diikuti.

Mereka harusnya mengikuti orang-orang penting seperti Jokowi karena dia berupaya untuk melakukan hal-hal baik untuk rakyatnya, atau olahragawan, atau ilmuwan.

Apa respon yang Anda dapatkan?

Saya akan follow up. Sejauh ini kami tidak tahu. Mungkin tidak ada tindakan. Tetapi bagaimanapun kami harus menyampaikan hal itu.

Bagaimana situasi umum di Amerika Latin saat ini?

Yang harus dipahami adalah Amerika Latin itu sesungguhnya satu negeri. Kami memiliki bahasa, budaya, agama, dan banyak aspek lainnya yang sama. Kami adalah bagian dari satu keluarga yang besar. Kami bersaudara.

Kalau kita berbicara mengenai hubungan Kolombia dan Venezuela, kita membicarakan hubungan yang panjang, selama 200 tahun. Begitu juga dengan Ecuador, Peru, dan yang lainnya. Terkadang hubungan kami dengan saudara kami tidak baik. Lalu tahun berikutnya, hubungan kami membaik. Tetapi kami akan selalu bersama, semua institusi negara, dari Meksiko sampai Chili.

Setiap kali membicarakan hubungan negara-negara di Amerika Latin, kami selalu melihat satu sama lain sebagai saudara. Sebagai sebuah kawasan, kami berusaha membangun posisi kami di dunia. Lebih dari 600 juta orang hidup di Amerika Latin. Kami juga membangun negara kami dan institusi kami. Hubungan kami tidak selalu mudah satu sama lain, karena itu kami menciptakan banyak instrumen, seperti yang dilakukan oleh negara-negara di kawasan ini dengan ASEAN.

Kami mendirikan banyak lembaga untuk mendorong integrasi kami. Sekarang ada Aliansi Pasifik yang saya kira akan menjadi cara yang paling solid untuk menghubungkan satu negara dengan negara lain di Amerika Latin.

Saya sangat yakin bahwa Amerika Latin merupakan salah satu kawasan yang penting di dunia karena memiliki potensi yang besar. Juga karena peran yang kami miliki di masa depan.

(Aliansi Pasifik atau dalam bahasa Spanyol disebut Alianza del Pacifico adalah organisasi perdagangan yang didirikan dan beranggotakan empat negara Amerika Latin yang berada di sisi Samudera Pasifik. Keempat negara itu adalah Meksiko, Peru, Kolombia, dan Chili. Didirikan pada 6 Juni 2012, organisasi ini berusaha mengintegrasikan pasar Amerika Latin yang menjadi anggotanya dengan cara membebaskan pergerakan barang dan jasa, modal, serta sumber daya manusia. Keempat negara ini secara total memiliki populasi sebanyak 220 juta jiwa dan sekitar 35 persen PDB Amerika Latin.)

Panama pernah menjadi bagian dari Kolombia sebelum memisahkan diri lebih dari 100 tahun lalu. Bagaimana hubungan Kolombia dan Panama?

Panama merupakan bagian dari Kolombia sampai tahun 1903. Pada tahun 1896 kami ingin membangun kanal, dan untuk itu mengundang pihak Prancis yang sebelumnya berhasil membangun Terusan Suez. Tetapi pembangunan kanal di Panama berbeda dengan di Mesir, karena di sini ada wabah malaria dan demam kuning. Juga ada tantangan hutan yang begitu lebat. Akhirnya, mereka gagal.

Amerika Serikat juga berkeinginan untuk membangun kanal. Bagi mereka kanal di Panama bernilai strategis dan memungkinkan mereka melintas dari Samudera Pasifik ke Samudera Atlantik, dan sebaliknya, dengan kapal-kapal mereka.

Lalu mereka datang ke Panama, dan mereka mendorong orang-orang di Panama untuk melepaskan diri dari Kolombia. Amerika Serikat berjanji akan membangun kanal secara gratis yang artinya Panama tidak perlu membayar apapun untuk pembangunan. Amerika Serikat juga mengatakan, mereka akan mengontrol kanal yang dibangun itu selama 100 tahun.

Jadi akhirnya Amerika Serikat membangun Terusan Panama dan mengontrolnya selama 100 tahun. Di tahun 2000 Presiden Bill Clinton ke Panama untuk menyerahkan Terusan Panama kepada Panama.

Ketika Panama ingin memisahkan diri dari Kolombia apakah Kolombia menghadapinya dengan kekuatan militer?

Tidak ada. Mereka hanya mendeklarasikan kemerdekaan, dan mengatakan sejak sekarang kami negara sendiri.

Di antara Panama dan Kolombia ada hutan yang begitu lebat. Saat itu juga tidak ada infrastruktur yang menghubungkan Kolombia dan Panama yang dipisahkan Pegunungan Andes.

Kita tahu bahwa Venezuela adalah negara di Amerika Latin yang memiliki cadangan minyak terbesar di muka bumi. Apakah Kolombia juga memiliki cadangan minyak yang besar?

Tidak begitu besar. Kita tahu bahwa secara geografis kami berada di kawasan pegunungan, ini disebut sebagai Pegunungan Andes. Banyak mineral di kawasan ini. Kami punya banyak, mereka punya lebih banyak.

Bagaimana situasi Covid-19 di Kolombia?

Saya kira posisi kami lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan, terutama karena sistem jaminan kesehatan yang kami miliki. Walau tidak sempurna, tetapi lebih kuat. Juga, saat ini situasi ekonomi kami berada pada posisi yang lebih baik.

Di kawasan Amerika Latin ada negara yang mengalami situasi ekonomi yang sulit sehingga harus menutup kedutaan di banyak negara karena tidak memiliki uang yang cukup untuk tetap mengoperasikan kedutaan. Semua kedutaan mereka di kawasan Asia Tenggara ditutup. Satu-satunya kedutaan mereka yang masih buka adalah yang di Jakarta. Tetapi dutabesarnya juga akan segera pulang ke negara asal.

Selama era pandemi ini apakah ada kerjasama antara Kolombia dan Venezuela mengingat kedua negara berdampingan?

Sama sekali tidak ada. Bahkan kami tidak mengakui pemerintahan mereka. Menurut kami Nicolas Maduro tidak memenangkan pemilihan presiden di tahun 2018 lalu.

Tetapi bukankah masyarakat yang tinggal di perbatasan kedua negara barangkali melintasi perbatasan setiap saat di era pandemi ini?

Masyarakat adalah hal yang berbeda. Walau kami tidak punya hubungan dengan pemerintahan Venezuela tetapi di Kolombia ada sekitar 1,5 juta orang Venezuela yang melarikan diri karena situasi di sana. Mereka menjadi pengungsi. Secara keseluruhan ada sekitar 5 juta orang Venezuela yang melarikan diri ke banyak negara di muka bumi. Dari semua itu, kami yang menampung pelarian terbanyak dari Venezuela.

Bagaimana dengan orang Kolombia yang tinggal di Venezuela? Apakah ada?

Ya ada. Ketika Pablo Escobar masih hidup, dan kami menghadapi situasi sulit, tidak hanya karena perdagangan narkotika tapi juga karena situasi ekonomi, banyak orang Kolombia yang melarikan diri ke Venezuela.

Jadi, satu-satunya tetangga yang bermasalah dengan Kolombia adalah Venezuela?

Tidak hanya bagi Kolombia, tapi bagi seluruh kawasan. Organisasi negara-negara Amerika Latin, Lima Group, menilai pemerintahan Venezuela tidak legitimated. Jadi bukan hanya bagi Kolombia.

Venezuela jadi masalah Kolombia, karena kami memiliki perbatasan dengan Venezuela, dan ingat kami memiliki 1,5 juta orang Venezuela di Kolombia. Juga seperti yang saya katakan tadi, ada aktivitas penyelundupan narkoba ke Kolombia. Ini masalah yang kami miliki, terkait dengan keamanan internal kami. Ini bukan masalah dengan rakyat Venezuela, ini masalah dengan Maduro yang kami pandang tidak seharusnya menjadi presiden di Venezuela.

(Lima Group adalah organisasi multilateral negara-negara Amerika Latin yang didirikan di Lima, Peru, pada 8 Agustus 2017. Lima Group sejak awal pendiriannya bersikap kritis terhadap pemerintahan Venezuela. Sebanyak 12 negara Amerika Latin yang pertama kali menandatangani deklarasi Lima Group adalah Argentina, Brazil, Kanada, Chili, Kolombia, Costa Rica, Guatemala, Honduras, Meksiko, Panama, Paraguay, dan Peru. lalu Guyana, Saint Lucia, Bolivia dan Haiti bergabung kemudian. Lima Group juga mendapatkan dukungan dari Barbados, Amerika Serikat, Ekuador, Grenada, Jamaica, dan Uruguay, serta Organisasi Negara Amerika (OAS) dan Uni Eropa.)

Bisa Anda jelaskan sedikit mengenai Kerjasama Kolombia dan Amerika Serikat dalam Plan Colombia?

Plan Colombia diinisiasi pada tahun 1999 oleh Presiden Andres Pastrana Arango yang bulan Januari lalu berkunjung ke Jogjakarta, dan saya sempat menemuinya di Jogjakarta. Ketika itu ia (Andres Pastrana Arango) melakukan negosiasi dengan FARC untuk menghentikan FARC. Presiden Andreas Pastrana Arango mendirikan Plan Colombia untuk memperkuat institusi militer dan polisi dalam perang melawan kejahatan jaringan narkotika. Plan Colombia mendapatkan banyak donasi dari Amerika Serikat dan Eropa serta lembaga-lembaga lain di dunia. Dan kami berhasil. Salah satu angkatan bersenjata dan polisi paling profesional di dunia adalah militer dan polisi Kolombia. Anda bisa mencari berbagai pengakuan terhadap militer dan polisi Kolombia.

Plan Colombia juga memiliki program sosial dan program lainnya. Dan di era Presiden Alvaro Uriber Velez yang berkuasa kemudian, pemerintah berhasil mengontrol kejahatan jaringan narkotika dengan menggunakan kekuatan militer dan polisi hasil dari Plan Colombia.

Bagaimana FARC sekarang ini?

FARC sudah selesai setelah mereka melakukan negosiasi dengan Presiden Juan Manuel Santos, dan sekarang mereka menjadi partai politik dan memiliki wakil di Kongres. Itu sebabnya Presiden Juan Manuel Santos mendapatkan Hadiah Nobel tahun 2016.

Tetapi sekarang ada bagian dari FARC yang kembali melakukan aktivitas perdagangan narkotika. Mereka kembali masuk ke hutan dan mengatakan pemerintah tidak memenuhi janji. Tetapi sebenarnya, karena mereka kembali melibatkan diri dengan narkotika. Dan tahukah Anda kemana mereka pergi setelah mereka melarikan diri ke dalam hutan? Mereka ke Venezuela, karena Venezuela melindungi mereka.

Bagaimana kita menempatkan Amerika Latin dalam peta pertarungan kepentingan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat China saat ini? Atau, bagaimana Anda melihat dampak dari kompetisi antara dua raksasa ekonomi itu di Amerika Latin?

Hubungan kami dengan Amerika Serikat selalu baik. Kami menganggap Amerika Serikat sebagai saudara tua kami. Ketika kami mendeklarasikan kemerdekaan kami, Amerika Serikat mengeluarkan deklarasi yang mengatakan, setiap upaya untuk mengganggu, tidak hanya Kolombia, tetapi semua negara di Amerika Latin, akan dianggap sebagai upaya mengganggu Amerika Serikat.

Amerika Serikat adalah salah satu kunci sehingga negara-negara Eropa seperti Spanyol tidak kembali ke Amerika Latin. Itulah sebabnya saya katakana hubungan kami dengan Amerika Serikat selalu baik dan amat baik. Kami memiliki dan membagi banyak hal. Salah satunya adalah perang melawan obat-obatan terlarang, yang tidak hanya melibatkan Kolombia, tapi juga Venezuela, Peru, Ekuador, dan Bolivia. Agenda kerjasama kami denga Amerika Serikat sangat besar dan serius.

Bagi Kolombia sudah barang tentu China adalah negara yang kami suka dan sangat hormati. Kami melihat peningkatan posisi dan kekuasaan China di seluruh dunia.

Kami kira, bila kami harus memilih, kami memilih untuk memiliki hubungan yang sangat baik dengan Amerika Serikat dan memiliki hubungan yang sangat baik dengan China. Point of view saya, kami tidak harus memilih salah satu dari mereka.

Tentu saja kita tahu di antara mereka ada sejumlah persoalan. Kami memahami itu. Tetapi sejauh yang saya pahami, kami tidak mengambil posisi dalam diskusi antara kedua negara itu, untuk banyak hal. Dan mereka tidak bertanya siapa yang benar atau salah di antara mereka.

Rasanya China tidak akan berhenti, dan Amerika Serikat pun tidak akan menyerah. Bila situasinya tiba dan Anda harus memilih, bagaimana?

Saya kira kita tidak akan sampai ke situasi itu. Tapi (kalau memang terpaksa) saya akan tanya Presiden saya. Kami berada pada posisi yang tidak memilih.

Bagaimana hubungan ekonomi antara China dan Kolombia belakangan ini?

China dan Kolombia berusaha untuk menjadi lebih besar bersama-sama. Presiden Kolombia Iván Duque Marquez tahun lalu berkunjung ke China untuk memperkuat hubungan kami dengan China. Dari kunjungan itu kami mendapatkan banyak peluang kerjasama. Kami ingin menumbuhkan Kerjasama dengan mereka sepanjang yang mereka mau. Saya kira hubungan kami dengan China akan lebih besar dan di saat bersamaan kami tetap menjaga hubungan baik kami dengan Amerika Serikat.

Kita sepakat bahwa win-win solution adalah situasi terbaik yang kita inginkan. Tetapi terkadang kita harus memilih. Misalnya Panama yang menghentikan kerjasama dengan Amerika Serikat untuk mengoperasikan Terusan Panama dan sekarang memiliki hubungan yang lebih besar dengan China, dan juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan…

Baik, dapatkah Anda menyebutkan hal seperti itu di masa lalu yang terjadi untuk selamanya? Ada beberapa tahap (stages) dalam hubungan antara satu negara dengan negara lain. Bisa lebih baik dan mendekat, bisa lebih buruk dan menjauh.

Misalnya hubungan kami dengan Venezuela 25 tahun lalu sangat baik. Dan kini kami berharap dalam waktu dekat ini hubungan kami dengan Venezuela akan kembali membaik dan kami dapat bekerjasama untuk kawasan ini.

Jadi, sekali lagi, ini bukan persoalan “memilih”. Ini tentang situasi tertentu yang membuat kami lebih dekat dengan salah satu dari mereka, kami akan bekerjasama dengan mereka untuk banyak hal, lalu beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian sesuatu terjadi dan kami bertiga dapat bekerjasama dan melakukan banyak hal bersama.

Ketika tadi saya katakan, bahwa kita tidak akan mencapai titik itu (memilih) yang saya maksudkan adalah mereka (Amerika Serikat dan China) dapat menjadi lebih menyadari konsekuensi dari apa yang sedang mereka lakukan di seluruh dunia, sehingga kemudian mereka akan menggunakan pendekatan yang berbeda di antara mereka. Bahwa ketegangan (dispute) tidak baik untuk mereka, tetapi baik untuk kita.

Kita menemukan solusi, seperti membangun hubungan yang kuat antara Kolombia dan Indonesia sebagai alternatif. Pemerintah kami bekerja untuk menemukan yang “besar”, dan mereka melewatkan gambaran besar mengenai Indonesia. Mereka mencari yang lain. Jadi selagi mereka berbicara di sana, kami membuat hubungan yang lebih baik dengan Indonesia.

Jadi sejauh ini bagaimana hubungan antara Indonesia dan Kolombia?

Hubungan diplomatik Indonesia dan Kolombia telah berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, 40 tahun, sejak 15 September 1980. Awal Agustus lalu, dalam rangka memperingati 40 tahun hubungan kedua negara, Menlu RI Retno LP Marsudi dan Menlu Kolombia Claudia Blum de Barberi menggelar pertemuan bilateral secara virtual. 

Di dalam pertemuan itu kedua Menlu menandatangi sejumlah dokumen penting, dua di antaranya bernilai strategis, yaknis Persetujuan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Biasa dan MoU Konsultasi Politik antara Kementerian Luar Negeri.  

Di sektor apa kita memiliki hubungan yang baik?

Kita sedang bekerja untuk mewujudkan itu. Kita memiliki ekspor dan impor, namun jumlahnya masih kecil. Kolombia memiliki investasi di Indonesia.

Kami sedang mencari peluang baru. Kami menemukan BUMN di Indonesia memberikan peluang yang sangat besar untuk kalangan bisnis di Kolombia. Tidak hanya kerjasama dengan Garuda Indonesia, tetapi kami tengah menjajaki peluang Kerjasama dengan BUMN lain, karena ada sekitar 200 perusahaan Indonesia yang dapat bekerjasama dengan kalangan bisnis kami.

Misalnya dengan Kimia Farma kami memiliki peluang untuk membagikan sistem social security yang kami miliki di Kolombia dalam bidang farmasi. Kami sedang Menyusun MoU dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk melihat bagaimana peraturan kami dapat menerima obat-obatan Indonesia di Kolombia dan sebaliknya.

Kami juga sedang bekerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia karena kami memiliki banyak pesawat terbang di Amerika Latin, Cassa, dan satu-satunya pabrik yang membuat spare part untuk Cassa saat ini adalah PTDI. Kami juga telah mengunjungi PT PAL. Kami memiliki pabrik kapal milik Angkatan Laut Kolombia, kami ingin menyusun MoU kerjasama di antara keduanya untuk melakukan bisnis bersama.

Kami katakan, Anda bisa mendapatkan tempat seperti Indonesia di Kolombia, dari sana produk Indonesia dapat memasuki market Amerika Latin, ini lebih cepat dan lebih cerdas. Kami memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai market di Amerika Latin. Jadi dari sana bisa dengan mudah dilakukan berbagai peluang bisnis antara Amerika Latin dan Indonesia

Dan kami ingin melakukan hal yang sebaliknya. Jadi daripada melakukan bisnis dengan Thailand, Malaysia, kami datang ke Indonesia yang sudah memahami market di kawasan ini. Dari sini kami bisa memasui pasar Asia Tenggara.

Mengapa tidak dari Vietnam yang belakangan ini disebutkan lebih atraktif sebagai tujuan investasi…

Ini tidak sama. Karena di Indonesia, seperti semua orang tahu, ada 260 juta orang. Dan yang paling penting, kami menemukan kenyataan bahwa masyarakat Indonesia dan Kolombia sangat mirip satu sama lain. Saat Anda melakukan bisnis, ini menjadi faktor yang sangat penting.

Tentu saja kita memiliki sejumlah perbedaan. Tetapi kalau Anda bicara dengan orang Kolombia, Anda akan mengetahui bahwa mereka easy going seperti di Indonesia. Mereka akan berbagi lelucon dengan Anda dan tertawa bersama Anda, juga mengundang Anda ke rumah mereka untuk makan malam. Itulah mengapa saya katakan ada banyak kesamaan antara orang Indonesia dan orang Kolombia. Yang penting adalah hubungan antara kedua masyarakat. Ini jauh lebih penting. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA