Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kematian Floyd Mengungkap Rasisme Di Amerika Serikat

Rabu, 17 Juni 2020, 10:25 WIB
Kematian Floyd Mengungkap Rasisme Di Amerika Serikat
Protes terhadap aksi rasisme di AS pasca meninggalnya George Floyd/Net
RASISME adalah tindakan superioritas yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang dari ras tertentu kepada ras lain yang dianggap lebih rendah. Menurut Marger (1994), adanya pemikiran rasisme secara alami akan memberikan perlakuan yang berbeda kepada ras yang berbeda dengan dirinya.

Rasisme telah terjadi di amerika sejak masa kolonial. Berdasarkan sejarah, kekerasan seperti ini sudah terjadi berabad-abad lamanya di AS. Sejak dulu, orang kulit hitam hanya dianggap budak dan hak-hak mereka dibatasi oleh orang kulit putih yang merasa yakin, kedudukannya lebih tinggi dibanding kulit hitam.

Rasisme di AS memang selalu terjadi bahkan di tengah adanya pandemik virus corona ini. AS adalah negara yang paling parah terkena dampak pandemik virus Corona (Covid-19). Kondisi ini diperparah dengan rasialisme yang terjadi saat pandemik.

Kasus kematian George Floyd telah menyebabkan kemarahan dan memicu gelombang protes. Kasus ini seperti puncak amarah warga AS terhadap kebrutalan dan sikap rasial aparat terhadap warga kulit hitam di negara tersebut.

Akibatnya terjadi protes rasisme besar-besaran di banyak kota di berbagai penjuru AS. Kasus ini juga membuat kasus rasisme dalam penanganan Covid-19 maupun bagaimana hidup orang kulit hitam di Amerika Serikat menjadi pembicaraan.

Ada pepatah lama yang menyimpulkan perbedaan di AS dengan metafora kesehatan: “Ketika Amerika kulit putih terkena flu, Amerika kulit hitam akan terkena pneumonia”. Dan saat ini, orang kulit putih Amerika tidak hanya terkena flu, tetapi juga dihancurkan oleh virus corona di hampir setiap negara bagian. Virus ini telah merenggut nyawa 118.000 orang Amerika, mencapai 2,13 juta kasus positif, dan merugikan negara itu 50 juta pekerja.

Selain kematian Floyd, Salah satunya yang terjadi selama bertahun-tahun diskriminasi perumahan yang disengaja oleh pemerintah, yang dikenal sebagai redlining, telah menurunkan lebih banyak orang Amerika kulit hitam ke tempat dengan kualitas udara dan air yang buruk.

Yang paling mengejutkan adalah angka kematian, yang kira-kira 2,4 kali lebih tinggi daripada orang Amerika kulit putih. Tetapi pembahasan nasional seputar perbedaan tingkat kematian cenderung berhenti dan mengatakan bahwa orang kulit hitam Amerika lebih cenderung memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya seperti obesitas, yang pada dasarnya menyalahkan virus yang tertular pada orang Amerika kulit hitam Amerika.

Bahkan saran dari jenderal ahli bedah AS, seorang Amerika berkulit hitam, berfokus pada memberitahu orang Amerika berkulit hitam untuk “menghindari alkohol, tembakau, dan narkoba untuk menjaga kesehatannya”.

Kesehatan yang baik adalah sesuatu yang orang Amerika kulit hitam inginkan agar tidak mendapatkan diskriminasi. Bahkan dalam perawatan di rumah sakit, orang kulit hitam 22 persen di antaranya hidup dalam kemiskinan, secara tidak seimbang memiliki lebih sedikit sarana untuk mencapai kehidupan yang layak. Virus ini telah membantu beberapa orang Amerika melihat risiko mengerikan ketidaksetaraan ras yang berkelanjutan.

Tidak pula menjelaskan bahwa orang kulit hitam Amerika telah lama menjadi subjek diskriminasi dalam sistem perawatan kesehatan, bahkan contoh dari perlakuan yang tidak setara untuk Covid-19 sedang menyebar.

Percakapan nasional tidak banyak menyoroti bahwa orang kulit hitam Amerika mungkin lebih rentan terhadap Covid-19 hanya karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu di tempat-tempat yang diketahui mudah tertular.

Mereka lebih cenderung bekerja di bidang layanan, tinggal di perumahan yang sangat padat dan bergantung pada transportasi umum. Mereka lebih cenderung bekerja di bidang layanan, tinggal di perumahan yang sangat padat dan bergantung pada transportasi umum. Orang kulit hitam Amerika juga lima kali lebih mungkin daripada orang kulit putih Amerika dipenjara, yang telah menjadi situs dari tiga wabah terbesar di negara ini.

Sikap rasialisme itu juga terjadi di dunia kerja. Banyak pengusaha menolak mempekerjakan pria kulit hitam karena kerap dicap lekat dengan dunia kejahatan, malas serta tidak mempunyai keterampilan dan dedikasi.

Dilansir dari CNN, peneliti dari Sekolah Kedokteran dan Sains Universitas Charles R. Drew, Shervin Assari menyatakan, dari hasil riset yang dilakukan menunjukkan bahwa warga kulit hitam di AS memang menanggung beban paling berat dari sikap diskriminasi rasial.

“Dengan setiap tingkat kesulitan, orang kulit hitam Amerika menanggung lebih banyak beban tetapi kurang diperhatikan. Alhasil, pria kulit hitam harus berjuang lebih keras untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal itu menurut dia bisa memicu depresi dan bunuh diri, gangguan jantung, serta kelahiran bayi secara prematur”.

Upaya mengenai sikap diskriminatif itu harus terus diterapkan di AS untuk menekan gesekan sosial. Sebab, undang-undang dasar AS yang dibuat pada tahun 1787 sudah menetapkan bahwa seluruh penduduk dijamin mendapatkan perlindungan dari negara dan bebas dari rasa takut. rmol news logo article

Iin Marlinah
Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA