Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Wabah Kebencian Melanda India

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Sabtu, 07 Maret 2020, 22:23 WIB
Wabah Kebencian Melanda India
Jaya Suprana/Ist
REPUTASI India sebagai negara demokrasi terbesar ke dua di planet bumi masa kini tercemar kemelut pemberitaan tentang politik diskriminasi agama sedang merajalela di negeri kelahiran Mahatma Gandhi. Wabah kebencian melanda India!

Prihatin

Sebab tidak menyaksikan dengan mata di kepala sendiri maka saya tidak berani menjamin kebenaran pemberitaan itu. Namun sebagai pembelajar peradaban India, saya merasa prihatin atas kehebohan yang dikobarkan oleh pemberitaan tentang wabah kebencian yang sedang melanda India masa kini.  Dalam hal kebudayaan, India merupakan saudara kandung Indonesia.

Sebenarnya sebutan saudara-tua lebih tepat bagi India ketimbang Jepang yang sampai tahun 1942 tiada urusan langsung dengan Indonesia yang pada saat itu masih disebut Hindia-Belanda.

Kebudayaan India mempengaruhi kebudayaan Indonesia semisal mahakarya sastra India: Mahabharata dan Ramayana mempengaruhi Wayang Purwa. Banyak kata Indonesia menyerap bahasa Sansekerta seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, jaya, istana, busana, anugrah,  istri, buana.
Film Bollywood digemari masyarakat Indonesia. Sebelum masuk ke Nusantara, agama Hindu dan Buddha dilahirkan di India. Pengaruh irama musik India sangat terasa pada irama musik Dangdut.

Pengaruh seni-rupa India tampak pada relief-relief candi Borobudur dan Prambanan. Para tokoh India seperti Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru, Rabindranath Tagore, Krisnamurti sangat dihormati masyarakat Indonesia.
Nama sitaris Ravi Shankar, sutradara Yash Copra, pemeran Amitabh Bachchan, arsitek Anish Kapoor menjulang tinggi di ranah kebudayaan dunia. Pengaba Zubin Mehta dilahirkan di Mumbai, India. 

Pejuang kemanusiaan Ibu Teresa mempersembahkan mahakarya kemanusiaan di Kolkata, India. Saya makin mengagumi India setelah mengenal para sahabat seperti Kobalen, Raam Punjabi, Manooj Punjabi, almarhum Harbindrejit Singh Dillon dan lain-lain warga Indonesia keturunan India yang sangat saya hormati.
Toleransi

Saya pribadi merasa prihatin atas pemberitaan tentang pengewajantahan politik diskriminasi agama di India. Tanpa berani melibatkan diri ke urusan dalam negeri India, saya memberanikan diri untuk menyatakan bahwa Mahatma Gandhi sebagai Bapak merangkap Mahaguru bangsa India pasti tidak setuju atas pengewajawantahan politik diskriminasi agama di India.

Demikian pula Jawaharlal Nehru pasti menangis di alam baka melihat pluralisme musnah di bumi India masa kini. Masyarakat India yang sejak dahulu kala tersohor toleran maka terbuka bagi agama Hindu, Buddha, Sikh, Islam, Nasrani, Zoroaster, Bahai dll jelas amat sangat tidak layak menghadirkan politik diskriminasi agama di persada India. Apalagi politik diskriminasi agama yang membenarkan kekerasan bahkan pembinasaan terhadap sesama manusia.

Harapan

Besar harapan saya bahwa pihak yang sedang berkuasa di India segera menghentikan angkara-murka kekerasan terhadap  sesama warga India apalagi dengan alasan agama.

Semua agama mengajarkan kasih-sayang maka sungguh tidak dapat dibenarkan apabila ada umat yang mengaku dirinya beragama ternyata membenci, memusuhi, menganiaya bahkan membinasakan sesama manusia hanya karena kebetulan beragama lain.
Harapan saya disertai keyakinan bahwa bangsa India dengan bekal peradaban tertua di marcapada ini pasti akan mengutamakan maka menjunjung tinggi kemanusiaan sebagai mahkota peradaban.rmol news logo article

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan mendambakan kerukunan umat beragama di planet bumi ini


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA