Derita BerkelanjutanDerita warga Bukit Duri masih berlanjut sebab setelah digusur mereka masih harus ikhlas dihujat oleh para pendukung penggusuran sebagai sampah masyarakat bahkan kaum kriminal perampas tanah negara.
Malah di jalur hukum pun derita warga Bukit Duri masih berkelanjutan akibat meski kemudian dimenangkan majelis hakim PN dan PTUN maupun Pengadilan Tinggi namun dikalahkan majelis hakim Mahkamah Agung melalui sidang tertutup tanpa penjelasan alasan dikalahkan.
Penggusuran terhadap warga Bukit Duri bukan hanya melanggar hukum namun secara berlapis melanggar Hak Asasi Manusia plus melanggar agenda Pembangunan Berkelanjutan yang telah disepakati para anggota PBB termasuk Indonesia sebagai pedoman pembangunan planet bumi abad XXI tanpa mengorbankan alam dan rakyat kecil, juga merupakan pelanggaran makna luhur terkandung pada sila Kemanusiaan Adil dan Beradab mau pun melanggar ajaran kasih-sayang yang diajarkan semua agama.
Tragedi KemanusiaanSaya kagum serta terharu atas kesabaran bahkan keikhlasan warga tergusur Bukit Duri memikul beban derita berlapis akibat perlakuan tidak manusiawi terhadap mereka.
Namun saya merasa malu bahkan sangat malu akibat pada hari naas Bukit Duri Tertusuk Duri itu, terbukti saya sama sekali tidak berdaya mencegah angkara murka ingkar kemanusiaan yang dilakukan sesama manusia terhadap sesama manusia.
Jika di masa lalu konon pena lebih tajam ketimbang pedang ternyata di masa kini terbukti laptop saya sama sekali tidak berdaya melawan keganasan bulldozer segede raksasa bengkak dikawal laskar Satpol PP dikawal TNI dan polisi membumi-ratakan gubuk dan tanah yang sudah sejak lama dihuni secara turun-menurun oleh sesama warga Indonesia.
Alih-alih ikut menikmati nikmatnya kemerdekaan bangsa, negara dan rakyat Indonesia, ternyata masih ada sesama rakyat Indonesia terpaksa merasakan derita digusur bukan oleh penjajah namun oleh sesama bangsa sendiri.
Saya bersujud memanjatkan doa permohonan kepada Yang Maha Kasih berkenan melimpahkan kekuatan lahir dan batin kepada para warga tergusur dalam memikul beban derita yang hanya dapat dirasakan oleh mereka yang mengalami derita digusur atas nama pembangunan. Amin.
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.