Partai-partai bisa bermanuver masuk kabinet. Tinggal Pak Pabowo, Bang Sandi, Partai Gerindra dan rakyat.
Oposisi dan masuk kabinet urusan metode. Apa pun pilihannya, Pak Prabowo dan Gerindra akan diserang.
Karena bagi mereka, "faksi sampah" dan Poros III, masuk kabinet urusan bagi-bagi kursi. Kacamata biru melihat segalanya biru.
Yang mau kursi menyerang karena bila Gerindra masuk, jatah mereka hilang.
Karena bukan 01 dan 02, anti Jokowi sekaligus nggak pro Prabowo, Poros III punya agenda mendelegitimasi figur "Prabowo".
Tanah kubur masih basah, mereka langsung nge-gas.
Ngatain Pak Prabowo sebagai penghianat, pelacur politik,
nyerah kalah dan nge-
deal dengan Jokowi.
Penghianat
ngatain penghianat. Maling teriak maling. Sesekali
ngaca deh. Munafik.
Poros III punya agenda pisahkan rakyat dan Pak Prabowo. Ikan mati. Air diam. Sehingga "
their racehorse" bisa main pacuan. Entah siapa "
the dark horse" pilihan mereka itu.
Nostalgia Mei 98, pengaruh global bisa tentukan nasib sebuah bangsa.
Pak Harto didongkel tidak lama setelah dilantik. Padahal rakyat mayoritas masih hormat. Hanya segelintir aktivis reformis, mahasiswa dan aneksasi angkatan perang.
Siapapun "the dark horse" yang akan muncul, minimal dia harus memperoleh restu dari Pak Prabowo dan pengikutnya. Tetapi bila rakyat menghendaki, maka tidak ada figur alternatif.
Penulis adalah anggota Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)
BERITA TERKAIT: