Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ibu Mega, Kapan Besuk Ibu Ani?

Rabu, 01 Mei 2019, 13:26 WIB
Ibu Mega, Kapan Besuk Ibu Ani?
BJ Habibie Menjenguk Ani Yudhoyono/Net
PEMILU telah usai, walau hasil resminya masih ditunggu. Sepuluh hari sehabis coblosan, Presiden Indonesia Ke-3, BJ Habibie, menjenguk mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang sedang dirawat di National University Hospital (NUH), Singapura.

Saat besuk, Habibie didampingi oleh keluarga dekat termasuk putranya Ilham Habibie. Rombongon ‘penting’ itu diterima secara hangat oleh Presiden Indonesia Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), putranya Edhie Baskoro Yudhoyono, dan menantunya Aliya Rajasa.

Kehadiran Habibie seolah menggenapi kunjungan berbagai tokoh pemimpin Indonesia ke Singapura. Mereka datang untuk memberikan semangat dan dukungan kepada Ani yang berjuang intensif melawan kanker darah.

Sejak Ani masuk ke ruang perawatan, awal Februari lalu, hampir seluruh tokoh penting Republik dari beragam spektrum politik dan beragam level jabatan telah melakukan lawatan ke National University Hospital (NUH), Singapura. Menunjukkan simpati pada perjuangan perempuan penyuka fotografi itu agar terbebas dari penyakit yang dideritanya.

Kunjungan demi kunjungan tokoh itu menjadi pemandangan yang indah bagi rakyat seperti saya, karena di tengah pertarungan sengit antar kubu politik selama Pemilu 2019 masih tersisa momen humanis yang merekatkan dan menyatukan bangsa.

Sakitnya Ani, seolah menjadi peredam agar pihak-pihak yang berkontestasi dan para pendukungnya bersikap ‘empan papan’, tahu kapan ‘ngegas’ dan kapan ‘ngerem’. Sakit beliau menjadi peringatan agar sekeras apapun nuansa berkompetisi politik, tak boleh kita melupakan kehangatan bersaudara dan bertetangga.

Di media sosial, pihak-pihak yang biasanya memiliki enerji berlebih untuk ‘menyerang’ SBY, seperti sebagian kelompok Jokowers, pun sejenak ‘melunak’. Bahkan ada pula kelompok relawan yang mengirimkan bunga berisi ucapan simpati ke rumah kediaman SBY yang pernah didemo oleh teman-teman mereka.

Terlepas dari ada atau tidaknya motif politik dibalik tindakan tersebut, munculnya ungkapan kemanusiaan dan simbol persaudaraan harus dihormati dan disambut baik.

“Politik secukupnya, kawan selebihnya”. Demikianlah ungkapan bijak yang sering disitir para seleb politik di media sosial. Ungkapan seperti itu mungkin dianggap omong kosong manakala Pemilu berada pada tahap penghitungan suara, karena aksi saling ‘tikam’ antar-politisi, dengan metode jual-beli dan penggelembungan suara, terjadi secara kejam.

Tapi, ada sisi lain selama Pemilu ini, yang membuktikan bahwa “kawan” itu memang ada. Di Singapura dan juga di dalam negeri, para tokoh, termasuk yang acapkali berseberangan dengan SBY di ruang publik, merasa perlu untuk memberikan simpati dan perhatiannya atas sakit yang dirasakan Ibu Ani.

Presiden Joko Widodo beserta istri, Wapres Jusuf Kalla beserta istri, juga jajaran Menteri Kabinet Indonesia Kerja, seperti Mensesneg Pratikno, Menkeu Sri Mulyani, Menko PMK Puan Maharani, dan MenPAN Syafruddin, menyempatkan datang langsung ke NUH untuk melihat kondisi Ibu Ani dan mendengarkan penjelasan langsung mengenai proses pengobatan beliau dari SBY dan keluarga.

Acapkali, SBY didampingi anak-anak dan menantunya, juga orang-orang terdekatnya seperti mantan Menko Ekuin Hatta Rajasa dan mantan Menkopolkam Djoko Suyanto menerima kunjungan empati tadi.

Dari kalangan oposisi, Capres Koalisi Adil Makmur, Prabowo Subianto, juga termasuk yang paling awal hadir ke Singapura membesuk Ibu Ani. Menyusul kemudian, Cawapres Sandiaga Uno beserta tokoh-tokoh oposisi seperti Presiden PKS Sohibul Iman hingga ‘Presiden Akal Sehat’ Rocky Gerung, ikut besuk ke NUH.

Nama-nama besar di tanah air seperti Ketua Dewan Pertimbangan DPP Golkar Aburizal Bakrie, pengusaha Chairul Tanjung, serta mantan-mantan menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu (I dan II) seperti Agus Martowardoyo dan Chatib Basri, juga hadir untuk menyampaikan simpati mereka. Ada pula Kepala Daerah dan mantan Kepala Daerah seperti Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawansa, dan Zainul Majdi (TGB). Kehadiran mereka tentu menjadi penguat bagi SBY yang memutuskan untuk mendampingi Ibu Ani secara full-time walau Partai Demokrat yang dipimpinnya sedang berjibaku dalam Pileg dan Pilpres.

Kehadiran pimpinan dua ormas besar di tanah air, NU dan Muhammadiyah, ke Singapura, juga terasa menyejukkan. K.H. Said Aqil Siraj dan H. Haedar Nashir dalam kesempatan terpisah mendoakan kesembuhan mantan Ibu Negara itu. Doa yang mereka lantunkan seolah mewakili doa rakyat Indonesia yang tak dapat hadir membesuk sang Ibu. Doa itu melengkapi kiriman bunga dan kartu ucapan untuk kesembuhan Ibu Ani, yang ‘membanjiri’ paviliunnya di NUH.

Kedatangan pemimpin kawasan seperti PM Singapura Lee Hsien Loong dan istri Madame Ho Ching serta mantan Presiden Timor Lester Xanana Gusmao ke NUH, sungguh berkesan. Madame Ho Ching yang hanya bisa melihat Ibu Ani dari balik kaca terlihat menepukkan tangan kanan yang mengepal ke dada kirinya berkali-kali, seolah hendak bilang, “Bertahanlah. Engkau kuat. Pasti akan sembuh!”

Sementara itu, Xanana, terpantau menampar-nampar kecil pipi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), seolah menyuruhnya tetap bermental baja dan menjadi kebanggan ibunya.

AHY harus memecah konsentrasi antara memberikan bakti terbaik untuk ibu yang sedang berbaring di ranjang sakit, dengan tugas besar yang diberikan partai kepadanya untuk memimpin organisasi pemenangan Partai Demokrat selama Pemilu. Sebagai mantan panglima tentara gerilyawan, gestur Xanana ke AHY yang juga mantan tentara, adalah tanda dukungan dan kepercayaan.

Di luar mosaik indah tentang simpati dan persahabatan itu, entah mengapa saya tiba-tiba teringat satu sosok penting, yang kehadirannya di NUH tentu ditunggu-tunggu oleh segenap rakyat Indonesia. Saya yakin, apabila beliau membesuk Ibu Ani, pasti bukan hanya menjadi dorongan bagi mantan Ibu Negara itu untuk segera pulih, tapi juga menjadi ungkapan kehangatan dan seruan persaudaran yang kuat bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jika tokoh yang dikenal sebagai seteru politik ‘abadi’ SBY dan kabarnya juga masih memendam ganjalan psikologis untuk bertemu dengan SBY secara pribadi--akibat imbas dari kontestasi politik di masa lalu--itu berkenan hadir di ruang perawatan Ibu Ani, maka rakyat Indonesia akan larut dalam perasaan haru biru penuh cinta dan kedamaian.

Hari ini, saat pertarungan Pilpres 2019 menyisakan pembelahan yang makin tajam dan luka yang makin dalam di masyarakat, saya sebagai rakyat kecil memimpikan Ibu Mega melambaikan tangannya dari balik kaca yang dibalas dengan lambaian mesra dari Ibu Ani yang berada di dalam kamar isolasi.

Siapa tahu, suasana itu jadi awal yang baik untuk menyudahi aksi saling maki dan saling benci antar kubu politik yang makin membosankan ini. Tak terasa mata saya berkaca-kaca. Ibu Megawati Soekarnoputri, kapan besuk Ibu Ani? (atau Ibu Mega sudah besuk, tapi luput dari tangkapan wartawan dan juga saya).rmol news logo article

Penulis: Rahmi Supriyanto
Ibu Rumah Tangga di Jawa Timur

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA