Jangan Menghakimi

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Rabu, 03 Oktober 2018, 19:45 WIB
Jangan Menghakimi
Jaya Suprana/Net
KANTOR Berita Politik RMOL edisi 3 Oktober 2018 , 15:51:00 WIB memuat laporan Bunaiya Fauzi Arubone bahwa aktivis perempuan senior, Ratna Sarumpaet, mengaku berbohong kepada publik dengan mengaku dirinya dipukul oleh beberapa orang tidak dikenal pada 21 September 2018 di Bandung, Jawa Barat.

Dia menjelaskan, lebam-lebam di wajahnya sebenarnya akibat operasi sedot lemak yang dijalaninya.

“Tanggal 21 saya mendatangi rumah sakit khusus bedah menemui dokter khusus bedah, dokter Sidik. Dokter Sidik adalah dokter yang saya percaya dan sering saya datangi. Tapi setelah operasi dijalankan, setelah saya bangun, muka saya lebam. Saya tanya ke dokter Sidik, dia bilang itu wajar. Apa yang saya katakan ini menyanggah kabar penganiayaan,” tutur Ratna dalam konferensi pers di kediamannya, Jalan Kampung Melayu Kecil V, nomor 24, Jakarta Selatan.

Diganggu Setan

Sambil menangis, Ratna menekankan lagi bahwa dirinya memang berbohong.

Awalnya, kebohongan itu hanya disampaikan ke anak-anaknya sebab dia malu dengan kondisi lebam-lebam di wajahnya saat perawatan sedot lemak. Selang beberapa lama, lanjut Ratna, foto dirinya yang berwajah lebam pun disebar oleh orang-orang terdekatnya.

Karena ketidaktahuan, mereka pun menyampaikan kebohongan yang disampaikan Ratna ke orang lain. Bahkan, lanjut Ratna, cerita bohong tentang pemukulan itu juga disampaikan Ratna ke beberapa koleganya, termasuk Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon.

“Itu hanya cerita khayalan, diganggu oleh setan mana kepada saya,” demikian penyesalan Ratna Sarumpaet.

Jangan Menghakimi

Saya termasuk pihak yang semula percaya Ratna Sarumpaet benar-benar dianiaya sehingga menuangkan keprihatinan saya terhadap penganiayaan kaum perempuan ke dalam naskah “Doa Untuk Mbak Ratna” yang pada tanggal 3 Oktober 2018 dimuat oleh Kantor Berita Politik RMOL yang semula juga percaya Ratna Sarumpaet dianiaya.

Menyadari bahwa diri saya sendiri tidak sempurna akibat niscaya penuh dengan kesalahan serta berikhtiar mematuhi wejangan Jesus Kristus “Jangan Menghakimi”, maka alih-alih menghakimi sesama manusia apalagi yang sudah menyesali kebohongan dirinya, dengan penuh kerendahan hati saya memanjatkan doa memohon Tuhan Yang Maha Kasih berkenan menganugrahkan keteguhan iman serta kekuatan lahir-batin kepada Ratna Sarumpaet, agar di masa mendatang Ratna Sarumpaet tidak kembali berbohong. Namun senantiasa berani menyatakan yang benar sebagai benar dan yang tidak benar sebagai tidak benar. Amin. [***]

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA