Bingungologi Impor Beras

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Selasa, 25 September 2018, 06:37 WIB
Bingungologi Impor Beras
Jaya Suprana/Net
KEMENTERIAN Pertanian menegaskan hasil panen beras tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Pasokan beras tahun ini bakal surplus atau melampaui konsumsinya.

Positif

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumardjo Gatot Irianto mengungkapkan kepada CNN Indonesia bahwa selama periode Oktober 2017 hingga Agustus 2018, luas tanam padi meningkat 945 ribu hektare (ha) dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dengan asumsi panen terjadi pada 900 ribu ha lahan dengan rata-rata produktivitas 5,2 ton per ha, maka tambahan pasokan selama 11 bulan terakhir sekitar 4,68 juta ton.

Gatot menjelaskan padi tidak hanya bisa ditanam di lahan yang tergenang air, tetapi juga bisa di lahan basah. Dengan demikian, penanaman padi bisa langsung dilakukan usai masa panen, di saat lahan sawah masih basah.

Selain itu, penanaman padi juga bisa dilakukan di lahan rawa yang mengering saat musim kemarau sehingga hasil panen tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Surplus


Secara terpisah, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi menambahkan saat ini pasokan beras di pasaran sangat mencukupi.

Indikatornya bisa terlihat dari tiga hal. Pertama, pasokan beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) saat ini mencapai 2,6 juta ton atau jauh melesat dari periode yang sama tahun lalu yang hanya di kisaran 200 ribu ton.

Kedua, berdasarkan pantauan beras yang masuk ke DKI Jakarta di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pekan ini, stok beras di PIBC mencapai 47 ribu ton atau hampir dua kali lipat kondisi normal yang berkisar 20 ribu hingga 25 ribu ton.

Ketiga, proyeksi hasil panen gadu untuk tiga bulan ke depan juga di atas konsumsi masyarakat. Proyeksi hasil panen tersebut diambil berdasarkan luas tanam.

Agung merinci, pada September ini hasil panen di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 3,8 juta ton beras, Oktober 3,2 juta ton beras, November 2,95 juta ton. Sementara, rata-rata kebutuhan konsumsi beras maksimal 2,5 juta ton.

Bingung

Sebagai seorang warga  Indonesia pemakan nasi, jelas saya gembira mendengar pernyataan Kementerian Pertanian tentang kondisi surplus pasokan beras di Tanah Air Udara Tercinta.

Namun di sisi lain sebagai rakyat jelata awam politik pangan nasional, pernyataan menggembirakan tersebut membuat saya yang sudah bingung makin bingung tentang kenapa Kepala Bulog, Budi Waseso harus begitu sengit tarik urat berdebat banget dengan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita tentang impor atau tidak impor beras, padahal pasokan beras menurut Kementerian Pertanian konon cukup berlimpah melebihi kebutuhan konsumsi beras. [***]

Penulis bangga apabila Indonesia mampu swasembada pangan

< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA