Sebagai pengagum berat, dalam arti kiasan maupun sesungguhnya karena berat badan saya tergolong kelas berat, tokoh kartunis kelahiran Klaten tahun 1945 itu, saya selalu menyebut Mas Darta sebagai satu dari Tiga Panglima Kartun Indonesia bersama Mas Pram dan Mas Dwikun.
Ketiga Panglima itu juga telah saya paksa untuk mau-tak-mau menjadi Anggota Kehormatan Perhimpunan Pencinta Humor demi memberi aura wibawa bagi LSM yang tidak punya wibawa itu.
Satu dari sekian banyak mahakarya Mas Darta adalah Om Pasikom yang selalu setia di harian
Kompas selama nyaris lima puluh tahun. Om Pasikon merupakan tajuk kartun
Kompas yang selalu berjuang mengumandangkan teriakan Amanat Penderitaan Rakyat secara jenaka maka halus namun tajam.
Mas Darta adalah satu di antara sedikit kartunis yang sekaligus karikaturis. Sebagai pelukis, sentuhan garis dan warna Mas Darta juga bukan alang kepalang sakti mandraguna. Dengan daya ungkap verbal sangat terbatas maka saya tidak mampu mengungkap perasaan kehilangan yang menyelinap ke lubuk sanubari saya kecuali dengan mengucapkan “Selamat Jalan, Mas Darta!
[***]
Penulis adalah kartunis Muenstersche Zeitung dan Westdeutsche Allgemeine Zeitung pada dasawarsa VII abad XX serta pendiri Perhimpunan Pencinta Humor