Maka regulasi babak awal Piala Dunia 2018 juga ditaati oleh para peserta namun juga sibuk dicari peluangnya untuk dilanggar atas pertimbangan tertentu demi menguntungkan sang pelanggar pada pertarungan memperebutkan Piala Dunia di Rusia.
InggrisMisalnya dicurigai bahwa regulasi dimanfaatkan Inggris untuk bermain sepakbola gajah agar dikalahkan Belgia di Stadion Kaliningrad 28 Juni 2018 demi sengaja menjadi runner-up grup agar tidak berhadapan dengan juara grup-grup lain yang lazimnya (meski belum tentu) lebih sulit dihadapi ketimbang sang runner-up di babak 16 besar Piala Dunia 2018.
Maka sang pelatih The Three Lions, Gareth Southgate sengaja tidak menampilkan para mahabintang seperti Harry Kane, Dele Ali, Raheem Sterling, Jordan Henderson pada duel melawan Belgia di babak awal Piala Dunia 2018.
Southgate membela keputusannya dengan alasan memberi kesempatan kepada para pemain muda memperoleh pengalaman ikut berlaga di gelanggang Piala Dunia. Namun aroma sepakbola gajah tetap tercium pula.
JepangSementara Jepang sengaja bermain sepakbola gajah pada pertarungan pamungkas melawan Polandia di Volgogard Arena, 28 Juni 2018.
Indikasi sepakbola gajah mulai tampak setelah pada menit ke 60 Polandia membobol gawang Jepang, maka pelatih laskar Samurai Biru, Akira Nishiro langsung sengaja menugaskan Makoto Hasebe memperlambat irama pertarungan sebab Jepang sudah diuntungkan regulasi "fair play" tentang perolehan kartu kuning yang berjumlah lebih sedikit ketimbang Senegal.
Suasana sepakbola gajah makin terasa pada menit-menit terakhir laga Jepang-Polandia di mana timnas Matahari Terbit sengaja mengulur waktu demi mempertahankan posisi 1-0 untuk kemenangan Tim Putih Merah yang tetap harus pulang kandang.
Akibat regulasi "Fair Play" Jepang menjadi runner-up grup H Piala Dunia 2018 maka berhak lanjut melaju ke babak gugur antar 16 timnas yang berhasil lolos akibat memang hebat maupun sekedar akibat regulasi belaka.
[***]Penulis adalah penggemar sepakbola Piala Dunia