Diaz-Canel (58) berjanji tidak hanya akan melanjutkan revolusi tapi juga reformasi ekonomi, Kamis (19/4). "Saya datang untuk bekerja, dan bukan memÂbuat janji," katanya di Majelis Nasional.
Dia berjanji tidak hanya berÂpegang pada warisan komandan Fidel Castro, tetapi juga untuk contoh, nilai-nilai dan ajaran Jenderal Raul Castro. Meskipun Diaz-Canel lahir setelah revoluÂsi, dia adalah sekutu setia Raúl Castro dan tidak diharapkan unÂtuk membuat perubahan radikal dalam pemerintahan Kuba.
"Tidak ada ruang di Kuba bagi mereka yang berusaha untuk pemulihan kapitalisme," tegas Diaz-Canel yang merupakan insinyur elektronik.
Diaz-Canel (57) menghaÂbiskan waktu bertahun-tahun untuk naik ke jajaran petinggi partai. Pria ini tidak banyak dikenal ketika terpilih sebagai Wakil Presiden Dewan Negara Kuba pada 2013. Namun sejak saat itu menjadi tangan kanan Raul Castro. Selama lima taÂhun belakangan, Diaz-Canel tampaknya memang disiapkan untuk menjabat presiden setelah menata karier cukup panjang dalam politik Kuba.
Setelah menyerahkan kursi kepresidenan kepada pengganÂtinya, Raul Castro (86) akan tetap menjadi anggota parlemen dan menjabat sebagai sekretaris pertama Komite Pusat Partai Komunis Kuba yang berkuasa. Partai ini mengawasi keputusan paling penting untuk masa kini dan masa depan Kuba. ***
BERITA TERKAIT: