Tak akan kulihat gurat wajahmu
Takkan kukenal langgam dirimu
Takkan kusapa panjang langkahmu
Dan tak akan kumaki diriku
Ketika johor merentang tangan
Lahirlah engkau di negeri jauh
Dari tembuni pantai timur
Tanah merah bergambir melayu
Kau bernafas atas nama bengkulen
Ketika malaka bersebahat dengan para kafir
Takluklah para baron penguasa portugis
Mereka menggerung meminta suaka
Seperti ladang mememerlukan air
Seperti pasir timah ditimpa cahaya
Engkau kemudian menjadi rebutan
Menjadi rumah pelesir britania raya
Tumasik menjadi tempat pesta belanda
Johor kemaruk dalam selancar ombak
Malaka bertukar wajah dengan penjajah
Benteng marlborough adalah saksi
Perseteruan antara portugis dan britania
Yang kemudian saling membunuh
Menghujam keris sampai tengah laut
Menghancurkan mimpi anak negeri
Ketika traktat abad lapanbelas disepakati
Dalam nafas melayu beraroma manggar
Tertukarlah engkau dalam pelukan
Belanda menyerahkan malaka dan singapura
Engkau balik ke pengasuh renta
Tak hanya dirimu penuh air mata
Britania juga menukar karimun dan teluk batam
Yang mengepak di selatan tumasik
Yang lama merantau tak kembali
Barputar ulang ke pangkal jalan
Di ujung london pagi maret 1824
Menir belanda bernama hendrik fagel
George canning mewakili ratu inggris
Memberlakuan perjanjian britania-belanda
Untuk jadikan engkau tanah merdeka
Andai dulu kau tak tertukar
Takkan kucium wangi nafasmu
Harum laut dalam hempasan waktu
Yang berputar lambat menunggu dewasa
Yang menunggu penuh catatan sejarah
Andai dulu kau tak tertukar
Takkan kumaki para penjajah
Takkan kutimba sejarah panjang
! [***]Pekanbaru, Desember 2017
Dheni KurniaTinggal di Pekanbaru