Namun menurut hasil analisa biaya terhadap energi terbarukan selama tahun 2016 dan 2017 yang dilakukan oleh International Renewable Energy Agency (IRENA) dapat disimpulkan bahwa proyek energi angin darat dan enerji surya potensial mempersembahkan tenaga listrik dengan harga lebih murah ketimbang bahan bakar fosil.
Dengan teknologi hijau terbukti dengan cepat diperoleh keuntungan ekonomis dibandingkan dengan teknologi kotor. Menurut IRENA semua teknologi pembangkit listrik terbarukan yang sekarang digunakan secara komersial diperkirakan sudah berada pada kisaran biaya bahan bakar berbahan bakar fosil bahkan sebagian besar berada di bagian bawah akhir biaya bahan bakar fosil.
Ekonomis
IRENA memperkirakan energi terbarukan akan memakan biaya antara tiga dan 10 sen AS per kilowatt hour (kWh) pada 2020, sementara spektrum biaya saat ini untuk pembangkit tenaga bahan bakar fosil berkisar antara lima sampai 17 sen dolar AS per kWh. "Dinamika baru ini memberi sinyal pergeseran paradigma energi yang signifikan," kata Direktur Jenderal IRENA, Adnan Amin, dalam sebuah pernyataan pers.
"Beralih ke energi terbarukan untuk pembangkit listrik baru bukanlah sekadar keputusan sadar lingkungan namun sekarang merupakan keputusan ekonomi yang cerdas,". Kemajuan teknologi yang berkelanjutan bukanlah satu-satunya faktor yang membantu menurunkan harga.
Laporan tersebut menemukan bahwa pasar menjadi lebih kompetitif dan sejumlah pengembang proyek enerji berpengalaman muncul di sektor ini. Proyek tenaga angin darat dan tenaga surya potensial memproduksi listrik seharga tiga sen US dolar atau kurang pada tahun 2019. Namun angin darat dan surya bukan hanya dua-duanya sektor yang menjadi lebih kompetitif secara cepat. Studi tersebut menemukan bahwa proyek bioenergi dan panas bumipada tahun 2017 memiliki biaya rata-rata tertimbang di dunia sekitar tujuh sen AS per kWh.
IRENA menegaskan hasil audit biaya enerjimengindikasikan bahwateknologi angin lepas pantai potensialmampu menyediakan tenaga listrik antara 6-10 sen dolar AS per kWh pada tahun 2020. "Biaya ini menurun di seluruh teknologi belum pernah terjadi sebelumnya dan mewakili tingkat energi terbarukan yang mampu merubah sistem energi global ke arah lebih efisien sekaligus lebih ramah lingkungan " demikian penjelasan Amin.
Efisien Laporan tersebut dirilis pada hari pertama sidang majelis IRENA kedelapan, yang bertujuan menjadi pusat global untuk kerjasama energi dan pertukaran informasi energi terbarukan oleh 154 negara anggotanya.
Insya Allah, pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Enerji dan Sumber Daya Mineral juga tidak ketinggalan untuk mulai mengalihkan kebijakan enerji ke arah lambat namun pasti beralih menuju ke energi terbarukan demi pelestarian lingkungan hidup maupun kesejahteraan rakyat selaras cita-cita masyarakat adil dan makmur gemar ripah loh jinawi tata tenteram karta rahardja dengan dukungan enerji ramah lingkungan yang lebih murah biaya.
[***]
Penulis adalah pembelajar energi terbarukan yang sejak 1990 gagal menganjurkan pendayagunaan enerji surya di pedesaan Indonesia