Sebelum Pulkam, Dubes Korsel Uji Hafalan Pancasila Di Hadapan Ketua MPR

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Rabu, 20 Desember 2017, 14:08 WIB
Sebelum Pulkam, Dubes Korsel Uji Hafalan Pancasila Di Hadapan Ketua MPR
Foto/Humas MPR
rmol news logo . Bulan Januari 2018 nanti Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Tae Young Cho akan kembali ke negaranya. Sebelum mengakhiri tugasnya, Dubes Korsel pamitan dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/12).

Dubes Korsel mengaku datang khusus ke MPR karena menghormati kiprah, kegiatan dan kinerja MPR di masyarakat.

"Dari media saya mengamati juga kiprah Pak Ketua MPR dan Bapak bisa menjaga integritas. Kami di Korea punya komitmen kuat denga nilai-nilai," kata sang dubes.

Kepada Zulkifli, Dubes Korsel mengatakan selama bertugas di Indonesia banyak hal yang ia pelajari. Tidak hanya belajar bahasa Indonesia namun juga lagu-lagu Indonesia dan Pancasila. Dikatakan, dirinya bisa menyanyikan 18 lagu popular Indonesia.

Dia mengaku bisa menyanyikan lagu popular Indonesia sebab bahasa Indonesia sangat menarik. Penguasaan bahasa Indonesia yang cukup lancar itu membuat dirinya juga hafal sila-sila Pancasila.

Hafalan Pancasila itu dibuktikan Dubes Korsel di hadapan Zulkifli Hasan dan para wartawan. Ketika ia bisa melafalkan sila-sila Pancasila dengan baik dan benar, semua yang ada di ruangan itu tepuk tangan.

"Hebat," puji Zulkifli.

Dalam kesempatan itu, dirinya mengharap agar hubungan kedua negara perlu ditingkatkan dalam berbagai bidang. Keinginan meningkatkan hubungan kedua negara, disambut baik oleh Zulkifli. Menurut Zulkifli kerjasama kedua negara telah disepakati pada posisi yang tertinggi.

"Yaitu strategic partnership," ujarnya.

Kerjasama kedua negara menduduki tingkat yang paling tinggi sebab diakui Indonesia-Korsel adalah sahabat lama dan sejati.

"Bekerjasama dengan Korea Selatan itu nyaman. Kita tidak merasa terancam," paparnya.

Dari hubungan yang demikian maka kedua negara merasa seimbang dan tidak ada yang merasa paling hebat.

Kerjasama yang terjalin berlangsung dengan baik itu dibuktikan dengan saling kunjung kedua pemimpin negara. Banyak kesepakatan yang ditandatangani dalam kerja sama di bidang industri, manufaktur, power plant, bahkan kerjasama pembuatan pesawat tempur.

"Kerjasama pihak swasta pun juga dijalin," tutup Zulkifli. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA