AgendaSejumlah agenda dilakukan oleh Emir Qatar di istana kepresidenan Indonesia yang dibangun pada tahun 1744 itu antara lain diskusi beranda, pertemuan bilateral, penandatanganan nota kesepahaman serta pernyataan pers bersama.
Selain itu, Sheikh Tamim juga menanam pohon eboni atau kayu hitam Sulawesi di halaman belakang istana yang menghadap ke Kebun Raya Bogor sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Lawatan Emir Qatar ke Indonesia merupakan kunjungan balasan setelah Presiden Jokowi mengunjungi negara di kawasan Teluk itu pada September 2015.
Dalam kunjungan Emir Qatar ke Indonesia, Sheikh Tamim juga membawa serta 43 delegasi bisnis dari negaranya untuk menghadiri forum bisnis di Jakarta bersama 150 pengusaha Indonesia.
Pertemuan bisnis tersebut diharapkan dapat meningkatkan hubungan ekonomi di sejumlah sektor yaitu energi, investasi, perdagangan, kesehatan, pemudan dan olahraga serta kebudayaan dan penerbangan komersial.
Luar BiasaPertemuan dua kepala negara pada hakikatnya merupakan peristiwa yang lazim maka biasa-biasa saja. Namun pertemuan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dengan Presiden Indonesia, Ir. Joko Widodo di Istana Bogor 18 Oktober 2017 merupakan suatu pertemuan luar biasa yang perlu diperhatikan secara khusus.
Bahwa pertemuan resmi dua kepala negara di Indonesia tidak seperti biasa diselenggarakan di Istana Negara Jakarta tetapi di Istana Bogor merupakan indikasi bahwa Presiden Indonesia ingin menyambut kunjungan Emir Qatar tidak secara biasa namun memang secara luar biasa.
Penanaman pohon kayu hitam Sulawesi di halaman belakang istana yang menghadap ke Kebun Raya Bogor nan legendaris ke segenap pelosok dunia bagi para pencinta alam sebagai lambang persahabatan kedua negara merupakan pertanda bahwa Presiden ingin mengabadikan persahabatan Indonesia-Qatar seperti dahulu Presiden Soekarno mengabadikan persahabatan Indonesia-Korea Utara dengan memberi nama sejenis bunga angrek: Kim Il Sung yang sampai masa kini begitu melekat di lubuk sanubari rakyat Korea Utara.
Kekal AbadiEntah kebetulan atau tidak, namun fakta membuktikan bahwa pertemuan Presiden Jokowi dan Qatar Emir di Istana Bogor diselenggarakan pada masa Qatar sedang sengit berseteru dengan Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Maka dapat ditafsirkan bahwa pertemuan Presiden Indonesia dengan Emir Qatar merupakan bukti bahwa Indonesia bersimpati kepada Qatar.
Di samping semua itu, terkesan bahwa Presiden Jokowi bersemangat melanjutkan gelora semangat gerakan negara non blok bebas aktif tanpa keberpihakan ke blok ideologi politik mana pun di planet bumi yang di masa lalu sempat dikobarkan oleh Presiden Soekarno pada masa dunia sedang gemetar menggigil cemas akibat Perang Dingin antara Amerika Serikat versus Uni Sowyet.
Insya Allah, persahabatan Indonesia-Qatar akan bertahan tak lekang dimakan angkara murka zaman sehingga lestari kekal abadi sepanjang masa.
[***]Penulis adalah pembelajar geopolitik dan pendamba perdamaian dunia