Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Seks Bebas Dan Pernikahan Dini Hambatan Raih Bonus Demografi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Senin, 28 Agustus 2017, 06:54 WIB
rmol news logo . Keluarga Mahasiswa Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMA-PBS) DKI Jakarta bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta menggelar Seminar Nasional dengan tema 'Peran Remaja Dalam Pembangunan dan Bonus Demografi' di Universitas Trilogi, Jalan TMP Kalibata No. 1, Jakarta Selatan, Sabtu (26/8).

Mukroni yang mewakili pengurus KMA-PBS DKI menyampaikan, KMA-PBS DKI mempunyai kajian edukatif terhadap kehidupan remeja dan pelatihan kewirausahaan.

"Seperti seminar nasional ini yang pesertanya rata-rata mahasiswa, KMA-PBS DKI juga akan menjajaki kerjasama dengan beberapa kampus untuk membuat kantin-kantin sebagai usaha organisasi ini," jelasnya.

Dengan berjalannya kegiatan ini, Mukroni mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, sehingga acara tidak ada hambatan sampai selesai.

Prof. dr. Fasli Djalal yang menjadi keynote speaker dalam seminar itu menyampaikan bahwa bonus demografi akan tercapai jika bangsa berhasil membangun sumber daya manusianya.

"Esensi dari pembangunan bangsa itu adalah manusianya," ujar Fasli di hadapan ratusan peserta. Untuk diketahui, Fasli adalah salah satu alumni PBS.

Lanjut dia, peran usia produktif merupakan kunci utama dalam meraih bonus demografi, termasuk di dalamnya peran pemuda dan remaja.

"Jika kualitas remaja diabaikan akan dapat menghilangkan bonus demografi, bahkan bisa menjadi malapetaka," papar Fasli mengingatkan.

Dia mengajak para remaja, mahasiswa dan pemuda ikut andil dalam meraih bonus demografi, jangan sebaliknya, menjadi beban negara.

Dipaparkannya, salah satu hambatan dalam meraih bonus demografi adalah masalah seks pranikah dan pernikahan dini, dimana Indonesia tertinggi kedua di Asean terkait masalah ini. Sehingga terjadi KDRT, lemahnya ekonomi, perceraian, dan gangguan kesehatan.

Disamping itu, Fasli juga berharap tenaga kerja harus didominasi lulusan perguruan tinggi. Karena saat ini, tenaga kerja Indonesia hanya sekitar 7 persen tamatan sekolah tinggi, sementara 22 persen lulusan sekolah menengah, dan SD termasuk tidak sekolah sebanyak 70 persen.

"Ini menunjukkan, angka pengangguran masih didominasi tamatan perguruan tinggi," tutupnya.

Seminar dibuka oleh Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Pemprov DKI Jakarta, Dien Emmawati. Dia mengaku bangga dengan kegiatan ini, karena pesertanya adalah mahasiswa yang akan menjadi generasi masa depan.

"Mahasiswa sebagai insan pemikir akan memberikan sumbangsih riil dan contoh kepada masyarakat terkait dengan ketahanan keluarga, dan keluarga yang sejahtera," harap Dien.

Dia pun menghimbau kepada peserta agar belajar dengan sunggguh-sungguh, agar kelak memiliki pekerjaan yang baik.

"Kepada semua peserta, belajar dengan baik dan memiliki pekerjaan baik. Jangan sampai ada pernikahan dini yang dapat menjadi permasalahan bangsa," tutupnya.

Seminar Nasional 'Peran Remaja Dalam Pembangunan dan Bonus Demografi' KMA-PBS DKI dihadiri Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) masa jabatan 2013-2015, Prof. dr. Fasli Djalal; Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Pemprov DKI Jakarta, Dien Emmawati; Waka Puskesad, BrigJend TNI. dr. Untung Sunardo; Rektor Triologi, Wakil Ketua DPP KMA-PBS, dan Suaib Didu. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA