Untuk memastikan kurikulum yang diajarkan di BLK sesuai dengan kebutuhan industri, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi menggelar forum komunikasi dengan dunia industri. Forum dimaksudkan untuk mengidentifikasi kebutuhan riil tenaga kerja yang disesuaikan pasar kerja. Acara yang digelar Selasa 15 Agustus itu diikuti 144 perusahaan di Jakarta, Bekasi, Tengerang, Bogor dan Depok.
“Dengan komunikasi dengan industri, dapat diketahui kebutuhan tenaga kerja yang langsung diserap industri,†kata Dudung Heryadi, Direktur Bina Kelembagaan Pelatihan Ditjen Binalattas Kementerian Ketenagakerjaan.
Tak hanya itu, komunikasi juga mempermudah menempatkan peserta pelatihan di BLK mengikuti on job training atau magang sebagai syarat kelulusan.
Kepala BBPLK Bekasi, Helmiaty Basri mengatakan, selama ini hasil dari lembaga pelatihan dan lembaga pendidikan, seringkali unlink dan mismatch.
“Sekarang harus berbasis pada kompetensi dan kebutuhan industri,†ujarnya. “Pelaku industri juga diminta memberi masukan dalam penyusunan modul pelatihan.â€
Dari forum komunikasi tersebut, bisa diketahui pekerja dengan kompetensi apa yang dibutuhkan pasar kerja. Antara lain desain grafis, audio video, teknisi computer, otomasi elektro serta keterampilan yang mendukung bisnis online.
BBPLK Bekasi memfokuskan pada dua jenis keterampilan, yakni elektronik dan teknologi informasi. Selain modul pelatihan mengacu kebutuhan industri, peserta pelatihan di BLK harus mengikuti proses magang di perusahaan serta mengikuti sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan bersama Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP).
Dengan kompetensi yang dimiliki oleh peserta pelatihan di BLK, Helmiaty menghimbau kepada perusahaan yang menerima alumni BLK, tak perlu menjadikan ijazah sekolah sebagai salah satu persyaratan kerja.
Tahun ini, BBLK Bekasi mentargetkan memberi pelatihan kerja kepada 6.000 calon tenaga kerja terampil. Tahun depan naik menjadi 8.800 calon tenaga kerja. [dzk]
BERITA TERKAIT: