Hawa bersih inilah yang disebut-disebut sebagai salah satu penyebab - mengapa banyak orang asing senang berlibur di Hawaii. Tapi tidak untuk tinggal berlama-lama. Sebab kalau terlalu lama bisa jenuh.
Iklimnya yang bersahabat, membuat kita mudah mengenakan baju casual jenis apa saja.
Kontur tanah dan alam Hawaii, mirip dengan yang ada di negara tropis seperti Indonesia. Hanya satu yang kurang dari Hawaii.
Hawaii sangat terisolir dari tempat-tempat dimana banyak manusia beraktifitas. Terutama tempat-tempat yang penuh kesibukan di daratan benua Amerika.
Jarak terdekat Hawaii dengan pantai Barat Amerika, terlalu jauh. Untuk mencapai San Fransisco, kota yang terkenal dengan Golden Bridge-nya, harus ditempuh dengan pesawat dalam durasi penerbangan selama 5 jam. Naik kapal laut boleh saja. Tapi terlalu lama dan cukup beresiko. Jalan darat tidak nyambung.
Untuk plus-plusnya, Hawaii tetap punya banyak. Satu diantaranya - di negara bagian itu pula, lahir seorang anak campuran Afro-American bernama Barack Obama, yang menjadi Presiden AS di tahun 2008.
Uniknya lagi, Obama yang sempat punya ayah sambung berkewarga negaraan Indonesia, di masa kecilnya sempat menghabiskan waktu beberapa tahun di Jakarta - mengikuti kedua orang tuanya.
Pekan ini Obama, sebagai penduduk Hawaii atau Honolulu, berlibur ke Indonesia dan Pulau Bali menjadi pilihannya.
Konon kedatanganya ke Bali bersama isteri dan kedua anak perempuannya yang beranjak gadis remaja, dalam rangka memenuhi undangan Presiden Joko Widodo.
Bekas Walikota Solo ini menawarkan Pulau Bali sebagai tempat liburan - karena mungkin ada anggapan bahwa bekas Presiden Amerika Serikat itu tidak pernah merasakan sebuah kehidupan yang "ndeso" di negaranya.
Nampaknya tawaran Presiden Joko Widodo sangat sesuai dengan apa yang dicari dan dirindukan oleh Obama. Terutama sesudah ia tidak lagi menjadi penghuni Gedung Putih, Kantor dan Kediamannya sekaligus sebagai Presiden AS selama 8 tahun.
Ini terlihat dari cara Obama melewatkan waktu berwisatanya di Pulau Dewata itu. Obama dikabarkan, tidak mau wisatanya di Bali diliput oleh media karena mungkin dia menganggap media hanya menimbulkan gangguan. Namun cara Obama melarang media meliput kegiatan pribadinya, sangat terukur.
Sebab kenyataannya, media terus mengikutinya - kemana pun dia pergi.
Dia menginap di Hotel Four Seasons, di Kawasan, Ubud, sekitar 1,5 jam berkendaraan ke arah tengah Bali, dari bandara Ngurah Rai. Bungalow yang disewa oleh Obama bertarif Rp. 35,- juta semalam. Dan dia akan tinggal di Bali selama 6 malam.
Kenyataannya, hampir semua kehidupan Obama selama berada di Bali, dilliput dan dilaporkan oleh media.
Yah orang media bukanlah Jurnalis, jika tidak melanggar aturan yang bersifat himbauan tersebut. Orang media terus saja mengikuti dan melaporkan menit per menit kegiatan Barack Obama - sejak menginjakkan kakinya di pulau wisata itu.
Larangan terhadap wartawan meliput Obama, justru melahirkan semangat memburu berita ringan namun memiliki sisi “human interest†yang cukup tinggi. Dan pada akhirnya liputan itu menjadi alat promosi gratis, menduniakan Bali yang sudah mendunia.
Praktis semenjak Obama tiba di Bali sampai dengan hari ketiga dia berada di pulau wisata itu, nyaris tak ada kegiatannya yang tak dilaporkan oleh media. Ditambah lagi, pada saat yang hampir bersamaan, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak juga ikut-ikut berlibur di sana. Jadilah Bali untuk sementara waktu mengalihkan perhatian dunia dari berita-berita yang beraroma keras.
Obama minum air kelapa muda dari batoknya, menjadi foto menarik yang cukup berbicara banyak. Momen saat Obama meneguk air kelapa muda, seperti mengingatkan, Obama juga manusia biasa seperti kita-kita ini. Orang yang lebih banyak menghabiskan waktu di kota besar, sangat menikmati momen langkah manakala meneguk minuman khas petani kelapa.
Obama berjalan kali di tengah lahan yang ditumbuhi tanaman-tanaman tropis, menjadi begitu menarik untuk dilihat. Sebab belum pernah ada seorang bekas Presiden dari negara manapun melakukan hal serupa.
Gayanya yang rileks dengan hanya berpakaian kaos dan celana jeans serta sepatu karet, sambil menatap alam sekitar pulau Bali, memberi kesan, sebagai lelaki, suami dan pemimpin dari sebuah negara, dia sudah selesai dengan segala urusan dunia.
Dia tak punya masalah dengan orang lain dan dia ke Bali tidak juga membawa masalah.
Saya berani bertaruh dari 7 Presiden Indonesia yang pernah hadir di bumi Nusantara, belum satupun yang melakukan apa yang dilakoni Barack Obama di pulau Bali.
Tanpa kita sadari, kehadiran Obama sebetulnya bisa melahirkan gagasan untuk filsafat kehidupan. Bahwa setiap manusia yang punya cita-cita besar, siapapun dia, pada akhirnya harus berhenti dan pensiun serta keluar dari rutinitas.
Kalau tidak, kita akan terbelenggu oleh berbagai impian, yang tidak selamanya positif untuk dikejar.
Kapan yah kita bisa melihat para mantan Presiden kita bisa hidup serileks Obama di sebuah titik dan gravitasi dunia?
Mungkin pertanyaan ini tidak terlalu tepat, karena Obama dan Amerika, memang bukanlah perbandingan yang tepat bagi Indonesia dan para bekas presidennya.
[***]Penulis adalah wartawan senior
BERITA TERKAIT: