"Pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing ini sudah mendesak terutama menurunkan biaya logistik ekonomi yang ada di Kalimantan Barat. Dahulu kita menggunakan pelabuhan Dwikora di Pontianak. Sebenarnya pelabuhan Dwikora ini sudah dioptimalkan, dan investasi alat hingga kapasitas meningkat 2-3 kali lipat," jelas Direktur Teknik dan Manajemen Risiko PT Pelindo II Dani Rusli Utama, seperti dikutip
Antara, Sabtu (21/1).
Semula, kapasitas Pelabuhan Dwikora Pontianak hanya 100 ribu Teus sekarang sudah meningkat menjadi 250 ribu Teus. Namun seiring waktu lahan yang ada sudah tidak memadai dan kapal yang hanya bisa masuk ke pelabuhan tersebut relatif kecil.
Padahal dari tahun ke tahun kebutuhan kapal bertambah besar. Kapal besar pun tidak bisa masuk ke pelabuhan Pontianak yang hanya memiliki kedalaman 6-7 meter saja. Sementara untuk Pantai Kijing yang diusulkan akan dibangun pelabuhan ini memiliki kedalaman 12-15 meter dengan harapannya kapal besar dapat masuk.
"Jadi untuk membangun Pelabuhan Internasional ini harus memenuhi tiga prinsip, diantaranya terminal peti kemas, curah cair dan multipurpose. Untuk tahap pertama kita ajukan terminal peti kemas yang berfungsi sebagai multipurpose yang panjangnya sekitar 500 meter sampai satu kilometer. Sedangkan untuk arealnya diperlukan 50-100 hektare," ujar Dani.
Dia menerangkan, realisasi pembangunan Pelabuhan Internasional itu didukung pemerintah melalui Perpres, termasuk masyarakat dan Pemerintah Daerah yang diupayakan dapat selesai pada tahun 2018-2019.
Selain itu, dampak yang diharapkan adalah antisipasi ekonomi di Kalimantan Barat, yang dari tahun ke tahun meningkat. Apalagi diasumsikan pada tahun-tahun mendatang akan ada panen raya CPO dan tambang bauksit yang dapat difasilitasi pengirimannya di Pelabuhan Internasional Kijing nantinya.
Untuk rencana induk, pelabuhan baru tersebut akan diselesaikan akhir tahun. Kemudian dilanjutkan proses paralel dengan studi amdal dan Detail Engineering Design (DED) berdasarkan RIP yang tengah dilaksanakan.
Dia yakin, keberadaan pelabuhan internasional akan mempercepat perekonomian dengan menurunkan biaya logistik.
"Selain itu akan memudahkan dalam hal melayani daerah-daerah lainnya di Kalbar. Termasuk dunia internasional meliputi kawasan Laut China Selatan mulai dari Singapura, Natuna, Jakarta dan sebagainya," demikian Dani.
[wah]
BERITA TERKAIT: