"Karena ini bisa membahayakan di kemudian hari," ujar Setya Novanto usai mengikuti acara nonton bersama film Rudy Habibi di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (16/7).
Ia juga meminta aparat melakukan sidak ke daerah-daerah serta tempat-tempat terpencil, yang sekiranya kurang terjangkau.
"Aprat penegak hukum melakukan penetrasi ke daerah daerah supaya tidak terjadi hal hal yang demikian lagi," kata dia.
Novanto menambahkan, pegusutan tidak hanya terhadap pembuat vaksin dan rumah sakit yang menggunakan. Tetapi, juga ada atau tidaknya kelengahan institusi pemerintah, dalam hal ini BPOM dan Kementerian Kesehatan.
Jika ada oknum di dalam lembaga pemerintah tersebut terkait masalah vaksin palsu, maka harus ditindak tegas.
"Harus dilakukan dan berantas dan dipecat secepatnya," kata dia.
Hingga saat ini polisi telah menetapkan 23 tersangka terkait vaksin palsu. Tidak hanya dokter, mereka yang terlibat juga termasuk bidan, pemilik apotek, perawat, distributor, hingga produsen vaksin palsu.
Berdasarkan paparan Bareskrim Polri dan Kementerian Kesehatan di Komisi IX DPR kemarin, ada 14 rumah sakit, 8 klinik, dan tenaga kesehatan yang menggunakan vaksin palsu.
Sebagian besar beroperasi di sekitar Bekasi. Rinciannya, 10 RS di Kabupaten Bekasi dan 3 RS di Kota Bekasi.
[ysa]