Demikian pandangan peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, Awan Santosa. Menurut Awan, potensi penerimaan tax amnesty sebesar Rp 165 trilyun tidak sebanding dengan besarnya potensi dari puluhan tahun kegiatan ekonomi yang hasilnya dibawa keluar, yang disebut-sebut, mencapai Rp 4.500 triliun sampai dengan Rp 11.400 triliun
"Apabila itu hasil kejahatan dan penggelapan maka di dalamnya memuat hisapan yang tetap memiskinkan buruh, petani, nelayan, dan pelaku industri rumahan Indonesia sampai sekarang. Oleh karenanya, aset tersebut harus ditelusuri dan dikembalikan, bukan dengan memberikan pengampunan," kata Awan dalam keterangan beberapa saat lalu (Senin, 27/6).
Awan mengingatkan, kekayaan Indonesia yang luar biasa tidak dikelola dengan cara-cara timpang. Dan dana penggelapan pajak yang parkir di luar negeri bisa diurus dengan Sistem Pertukaran Informasi Otomatis yang sudah ditandatangani Pemerintah RI, yang berlaku tahun depan tidak memungkinkan lagi dana pajak disembunyikan di luar.
"Tidak ada lagi tempat bagi para pengemplang, dan dana ribuan triluun pun bisa kita selamatkan. Alih alih tax amnesty, yang kita perlukan adalah realisasi Nawacita untuk melakukan demokratisasi perekonomian. Kita memerlukan reformasi perpajakan dengan basis negara yang memegang kontrol atas sektor strategis ekonomi nasional, sehingga tidak banyak lagi kekayaan yang tersedot ke luar atau masuk ke kantong kantong orang perorang," paparnya.
Awan Santosa menyebutkan ekonomi Indonesia masih terjerat ketimpangan struktural. Segelintir elit pemodal menguasai berbagai sektor-sektor vital perekonomian, dan itu dilakukan dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh UU. Model ekonomi yang timpang, tidak adil, dan tidak demokratis ini akhirnya memunculkan berbagai kejahatan ekonomi lanjutan, seperti penggelapan pajak, pencucian uang, bisnis offshore, dan berbagai kejahatan berkedok transaksi perbankan.
"Pajak sebagai instrumen redistribusi kesejahteraan belum efektif mengingat mode ekonomi yang tidak sejalan dengan amanat konstitusi," demikian Awan.
[ysa]
BERITA TERKAIT: