Aburizal Bakrie: Ahok Sudah Milih Jalur Independen, Kalau Golkar Mau Ngusung Harus Jalur Partai

Dukungan itu, menurut Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie masih sekadar inspirasi di DKI. Keputusan akhir ada di tangan DPP dan Dewan Pembina. Ini petikan wawancara selengkapnya;

Berdasarkan hitung-hitun­gan Anda, memangnya Golkar masih punya potensi jadi pe­menang di Pilkada?
Insya Allah partai Golkar men­jadi pemenang. Baik di 2017 maupun 2019.

Dasarnya?
Kemarin, 2015 kan kita da­pat 50 persen didukung dan diusung.

Ya kita mengharapkan ke depan bisa lebih dari itu.

Berapa persen kira-kira?
Bisa mencapai angka mung­kin bisa 60 persen, seperti dulu kembali ke 59 persen.

Soal Pilkada DKI, Golkar sudah mantap deklarasi du­kungan untuk Ahok. Anda sudah setuju?
Kan hasil belum, biar kita tunggu dari DPP juga bagaimana dengan saya sebagai Ketua Pembina.

Maksudnya?
Kita belum ada usulan. Masih jauh, masih panjang.

Tapi bagaimana dengan deklarasi itu?
Ya itu baru inspirasi dari DKI, jadi nanti kita ini kan. Kita tunggu surat lalu dirumuskan DPP dengan Wanbin.

Kenapa harus dengan Wanbin?
Di dalam AD/ART dinyatakan bagaimana peran Wanbin.

Tapi Pak Agung Laksono bilang, pertimbangan Wanbin tidak wajib dilaksanakan?
Suruh baca saja itu, AD/ ART baru.

Andaikata nanti akhirnya Golkar mendukung Ahok. Baiknya Golkar ikut Teman Ahok, atau Teman Ahok ikut Golkar?
Kan Pak Ahok sudah memilih jalur independen kan, jadi kalau Golkar mau mengusung tentu harus melalui jalur partai.

Sebenarnya lebih milih ma­na, Ahok atau Yusril nih?
Masak membanding-bandin­gin orang. Kalau Islam-nya lebih baik Pak Yusril pasti.

Oh ya, Ormas Golkar dapat rekor MURI buka puasa bersama anak yatim. Apa komen­tar Anda?
Kita bersyukur, Alhamdulillah. AMPG berhasil mengadakan ac­ara berbuka puasa bersama anak-anak yatim sebesar 26 ribu orang lebih. Ini suatu prestasi, saya kira ini baik. Makin banyak kita berbagi makin baik. ***