Meski Tak Jadi Ketum, Akom Bintang Sebenarnya Munaslub Golkar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Selasa, 17 Mei 2016, 09:50 WIB
Meski Tak Jadi Ketum, Akom Bintang Sebenarnya Munaslub Golkar
akom/net
rmol news logo . Ade Komaruddin memilih mundur dari proses pemilihan ketua umum Golkar, meskipun sebenarnya Ade masih bisa bersaing dengan Setya Novanto di putaran kedua. Ade memilih untuk tidak melanjutkan ke putaran kedua dan legowo dengan hasil pemilihan demi kepentingan Golkar.

Langkah Akom, demikian Ade disapa, itu mendapat pujian dari pengamat polirik Yunarto Wijaya. Menurut Yunarto, justru langkah politik Akom telah menjadi catatan penting bagi partai berlambang beringin itu.

"Bagi saya star-nya (bintang Munaslub Golkar) adalah Akom. Dia berhasil belajar dari pengalaman itu dan memutuskan untuk mundur, bukan Novanto," kata Yunarto beberapa saat lalu (Selasa, 17/5).

Direktur eksekutif Charta Politika itu menjelaskan, sebenarnya banyak pemilik suara di Munaslub yang ingin merapat ke Akom jika pemilihan berlanjut ke putaran dua. Namun Akom justru tak mau head to head dengan Setnov di putaran kedua.

Yunarto melihat sikap kompromis Akom itu justru penting bagi Golkar. Sebab, langkah itu justru mencegah Golkar dari pertarungan yang lebih keras yang biasanya muncul partai sempalan akibat kekecewaan karena kalah dalam pemilihan ketua umum. Hal itu terbukti dengan terbentuknya Gerindra, Hanura, dan Nasdem paska Munaslub Golkar di 2004 dan 2009.

"Harus diakui ini sisi negarawan Akom yang belajar dari 2009, ketika head to head memunculkan parpol baru dan terbukti menurunkan suara Golkar," ulasnya.

Yunarto juga mengatakan, hal yang perlu segera dilakukan Golkar di bawah komando Setnov adalah mempercepat rekonsiliasi setelah setahun lebih terbelit konflik internal. Menurutnya, semangat rekonsiliasi di munaslub harus tetap dipertahankan.

"Pasca-pertarungan luar biasa selama setahun lebih, berakhir klimaks ketika Akom mundur dan merelakan ambisinya. Minimal munas kali ini lebih steril dan jauh dari risiko perpecahan partai," demikian Yunarto. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA