Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tiga Peselancar Australia Sukses Pecahkan Rekor Dunia Di Ombak Bono

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 14 Maret 2016, 23:24 WIB
Tiga Peselancar Australia Sukses Pecahkan Rekor Dunia Di Ombak Bono
rmol news logo Tiga peselancar Australia sukses memecahkan rekor dunia beselancar di Ombak Bono, Sungai Kampar, Pelalawan, Riau. Ganasnya ombak Bono, satu-satunya muara sungai yang bisa dijadikan surfing, itu berhasil ditaklukkan dengan excellent pada 9-12 Maret lalu.

"Rekor individualnya dipecahkan James Cotton. Dia berhasil surfing selama 1,2 jam dengan jarak tempuh 172 km. Catatan ini mematahkan rekor sebelumnya atas nama Steve King dari Inggris dengan catatan 12,23 km," terang Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Riau Fahmizal, dalam keterangannya, Senin, (14/3).

Rekor surfing dunia tim juga berhasil terpecahkan. Kolaborasi James Cotton (40) dengan seorang pengacara, Roger Gamble (40) dan seorang bankir Zig van Sluys (40) menghasilkan jarak surfing sejauh 37,2 km. Rekor ini dipecahkan dalam waktu 1 jam 5 menit. Rekor ini mampu dipecahkan di atas gelombang tujuh lapis.

Ketinggian gelombang saat rekor dipecahkan berada di kisaran 2,7 meter �" 3,5 meter. Saat rekor dunia tercipta, Cotton dan timnya Rip Curl menggunakan sebuah stop watch yang diletakkan di tangan. Stop watch itu terhubung dengan global positioning system (GPS) yang menunjukkan bahwa mereka sudah menempuh jarak selancar sesuai alur merah pada GPS.

Aksi peselancar tersebut membuat Bono Tujuh Hantu (The Bono Seven Ghosts) semakin dicintai turis-turis bule yang hobi adventure. Bono Tujuh Hantu benar-benar sukses menjerat rindu sang tamu. "Banyak wisman terkesan dengan aksi surfer Australia," ungkapnya.

Menpar Arief Yahya juga appreciate pada tiga peselancar ombak di Riau, Ombak Bono itu. Dari sisi atraksi, Ombak Bono itu istimewa. Tidak semua daerah di Indonesia punya tempat dengan ombak di sungai sepanjang itu. Amenitas dan Akses menuju ke lokasi itu yang harus mendapatkan perhatian.

"Syarat destinasi layak untuk dipromosikan bagus adalah 3A, atraksi, amenitas dan akses. Problem Ombak Bono adalah akses dan amenitas. Jika dua itu dipenuhi, diurus dengan baik, maka Kemenpar akan mempromosikan lebih gencar lagi," tandasnya.

Kehadiran turis yang penasaran untuk memecahkan rekor dunia di Ombak Bono sebenarnya sudah bisa dibaca. Bahwa atraksi ombak di situ cukup menantang dan layak dipasarkan ke level global. Tetapi memasarkan atraksi hebat, tanpa didukung oleh infrastruktur pariwisata yang baik, hanya akan menjadi boomerang. "Lebih baik siap dulu 3A itu, baru dipromosikan dengan baik," demikian mantan Dirut Telkom ini. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA