Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sabotase Atau Tidak, Temuan Kulit Kabel Bukti Pengelolaan Drainase Di Jakarta Buruk

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 02 Maret 2016, 16:59 WIB
Sabotase Atau Tidak, Temuan Kulit Kabel Bukti Pengelolaan Drainase Di Jakarta Buruk
ahok
rmol news logo Penemuan tumpukan kulit kabel hingga 12 truk di seputaran selokan Jalan Medan Merdeka Selatan yang mengakibatkan banjir menandakan masih buruknya sistem dan manajemen pengelolaan dan pemantauan saluran air di Jakarta.

Anggota DPD dari DKI Jakarta Fahira Idris menegaskan hal tersebut menanggapi pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mensinyalir adanya sabotase politik terkait penemuan tumpukan kulit kabel tersebut.

"Disabotase atau tidak, temuan kulit kabel ini bukti pengelolaan drainase Jakarta buruk," tegas Fahira (Rabu, 2/3).

Menurutnya, seharusnya, terlebih menjelang musim hujan, Dinas terkait terutama Dinas Tata Air sudah memastikan tidak ada hambatan di semua got, selokan, dan saluran air lainnya di Jakarta
terlebih di Medan Merdeka Selatan yang diketahu area ring satu, sehingga genangan air akibat hujan bisa mengalir lancar dan banjir bisa dihindari.
 
"Kalau rutin dicek tiap hari, tidak mungkin ujug-ujug saluran air bisa tertimbun 12 truk lebih kulit kabel, pasti langsung ketahuan. Memuntahkan kabel sebanyak 12 truk ke saluran air itu butuh waktu tidak sebentar. Itu juga kalau benar disabotase," tegasnya.

Idealnya, sebelum musim penghujan datang, Pemprov DKI Jakarta sudah ada pemetaan permasalahan sehingga persoalan saluran air yang tersumbat, pompa yang tidak berfungsi, listrik yang mati, ataupun tuduhan-tuduhan sabotase, tidak terus menjadi alasan setiap banjir datang.

"Banjir kemaren kan lebih karena sistem drainase kita tak mampu menampung air hujan, bukan karena air kiriman, karena saya lihat tidak ada sungai yang meluap. Makanya, tidak ada pilihan lain, sistem drainase di Jakarta harus dievaluasi total karena curah hujan dari tahun ke tahun semakin tinggi,” tukas Wakil Ketua Komite III DPD RI ini.

Jika nanti hasil evaluasi sistem drainase di seluruh Jakarta harus dirombak total maka perombakan ini harus jadi program jangka pendek, karena sudah mendesak. Pemprov DKI Jakarta, lanjut Fahira, harus punya rencana penanganan banjir yang komprehensif.

"Harus komprehensif. Proyek pengadaan  pompa, genset, tanggul, betonisasi, dan lain sebagainya itu, takkan bebaskan Jakarta dari banjir. Anggaran penanganan banjir di Jakarta besar, harusnya sistem drainase bisa lebih baik,” tandas Fahira. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA