“Kamu kerja apa To, kok sampai nggak sempat pulang?†tanya Sang Ibu.
“Saya kerja di dunia maya, Bu,†sahut Banto dengan santun.
“Oalah Nak, Maya itu kan bukan bojomu, bukan muhrim, haram Nak,†sahut Sang Ibu dengan perasaan nelongso dan agak marah.
“Lho Bu, Maya itu bukan perempuan," jawab Banto yang berupaya menjelaskan namun sudah dipotong Sang Ibu.
“Astaghfirullah. Nyebut Leeee. Kamu kok malah kumpul sama laki-laki. Astaghfirullah. Dosa yang tak terampuni Naaak. Perempuan masih banyak kok seneng sama laki-laki?†tangis Sang Ibu.
“Ibu jangan salah paham. Maya itu bukan perempuan, bukan laki-laki,†jelas Banto dengan nada bingung.
"Tobaaaaaat, Gusti Allah. Ampuni anakku yang sudah tersesat ini. Kenapa kok kamu seneng sama banci tho Naaak?" ujar Sang Ibu dengan pilu.
Mendengar itu Banto tambah bingung mau ngomong apa lagi ke Sang Ibu.
“Bu, Maya itu bukan laki, bukan perempuan, bukan banci. Maya itu bukan manusia,†ujar Banto.
“Astaghfirullah! Jadi kamu 'ndak pulang itu karena kamu kerja sama Jin? Tambah tersesat itu Nak! Musyrik ituuuu,†ujar Sang Ibu lalu pingsan.