DISKUSI PPI UTRECHT

Tren Jumlah Kunjungan Wisata Asing Ke Indonesia Terus Meningkat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Kamis, 04 Februari 2016, 06:50 WIB
Tren Jumlah Kunjungan Wisata Asing Ke Indonesia Terus Meningkat
ilustrasi/net
rmol news logo . Bisnis pariwisata merupakan bisnis potensial yang terus berkembang. Pada tahun 2013, sebagaimana data World Tourismand Travel Council (UNWTO), sektor pariwisata berkontribusi sebesar 9 persen dari total PDB global, 5 persen  investasi global, dan melingkupi 1 dari 11 pekerjaan yang ada di dunia.

"Selama 10 tahun kedepan, sektor pariwisata diproyeksikan akan terus tumbuh dengan rata-rata sebesar 4.4 persen per tahun," kata Erda Rindrasih, yang merupakan kandidat doktor dalam program International Development Studies di Utrecht University, Belanda.

Hal ini disampaikan Erda dalam diskusi yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Utrecht dengan tajuk "Angkringan Utrecht: Indonesia Worth It." Kegiatan dengan tema pengembangan pariwisata Indonesia dan Eropa ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang peluang dan tantangan pengembangan pariwisata di Indonesia dan prospeknya di pasar Eropa.

Dalam diskusi pada akhir Januari pekan lalu itu, sebagaimana keterangan PPI Utrecht, pariwisata Indonesia dikupas melalui dua perspektif yaitu akademik dan perspektif bisnis. Acara dipandu oleh Erlis Saputra, salah seorang pendiri Indonesian Tourism Watch.

Di Indonesia sendiri, lanjut Erda, tren jumlah kunjungan wisata asing terus meningkat sejak tahun 2000. Berdasarkan laporan kinerja Kementrian Pariwisata, pada tahun 2014 wisatawan mancanegara mencapai 9,44 juta orang dengan pemasukan total sebesar 11,17 miliar dolar AS.

Namun, meski angka tersebut terbilang tinggi, Erda mengungkapkan bahwa daya saing pariwisata Indonesia secara global masih cukup rendah.  Menurut survei Travel &Tourism Competitiveness Index, Indonesia berada di urutan ke-50 dunia dengan nilai indeks pariwisata sebesar 4,04.

"Cukup rendah jika dibanding kandengan Singapura (posisi 11), Malaysia (posisi 25), dan Thailand (posisi 35)," ungkap Erda.

Angkringan PPI Utrecht merupakan forum diskusi yang diselenggarakanoleh PPI Utrecht sebanyak 5 kali dalam satu tahun kepengurusan dengan menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi maupun praktisi. Ketua PPI Utrecht Suarlan mengatakan bahwa AngkringanUtrecht  ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi Indonesia. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA