Kilang Laut Untuk Blok Masela Menyimpan Banyak Resiko

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Selasa, 26 Januari 2016, 13:11 WIB
Kilang Laut Untuk Blok Masela Menyimpan Banyak Resiko
blok masela/net
rmol news logo . Kilang laut atau floating LNG untuk blok Masela menyimpan banyak risiko. Antara lain, hingga kini, di dunia belum ada kilang laut yang beroperasi. Satu-satunya proyek kilang laut yang tengah dikerjakan adalah di blok Prelude, Australia.

"Itu  pun dengan kapasitas hanya 3,6 juta ton per tahun. Sedangkan di Masela kapasitasnya mencapai 7,5 juta ton per tahun," kata Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, kepada redaksi (Senin, 25/1).

Hingga kini juga, lanjut Rizal, belum ada referensi biaya pembangunan FLNG. Ini artinya ada ketidakpastian dalam proses penyelesaian pembangunannya.

"Bukan mustahil angkanya terus membengkak seiring dengan berbagai ketidakpastian tersebut," ungkap Rizal.

Lagi pula, ungkap Rizal, karena teknologinya belum proven, semestinya pembangunan kilang laut Masela masih harus menunggu keberhasilan kilang laut Prelude sebagai benchmark atau acuan. Bila secara oeprasional kilang laut Prelude tidak running well, bukan mustahil proyek kilang laut Masela dibatalkan.

"Sebaliknya, jika FLNG Prelude sukses, bukan serta-merta FLNG Masela bisa langsung dikebut. Pasalnya, ia masih membutuhkan kajian lebih lanjut karena perbedaan keduanya dari aspek ukuran dan volume produksi LNG, LPG, dan kondensatnya," ungkap Rizal. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA