Demikian disampaikan Chief Data Evangelist Sinyal Sosial, Pangeran Siahaan, dalam diskusi "Memangkas Ongkos Politik dengan Kekuatan Data" di Restoran Madame Ching, Jalan Surabaya, Jakarta Pusat, Kamis (19/11).
Juga hadir sebagai pembicara Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, Ketua Pemuda Perindo Effendi Syahputra, dan politikus Nasdem Willy Aditya.
Pasalnya menurut Pangeran, sistem pemilu yang ada saat ini membuat proses pemenangan politik menjadi mahal.
"Ongkos politik mahal karena calon tidak tahu menang itu seperti apa. Strateginya masih salah ditambah memang sistemnya yang mahal,†kata Pangeran.
Makanya kata Pangeran, solusi bagi persoalan ini adalah proses pemenangan politik harus melibatkan data. Tak sekedar data, calon petarung dalam pilkada ataupun partai politik harus mampu memiliki data yang dapat langsung dimanfaatkan untuk menyusun strategi.
"Data yang banyak beredar saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya data popularitas dan elektabilitas," kata Pangeran.
Ketika kandidat peserta pemilu sekadar tahu mereka lebih populer dan tingkat keterpilihannya lebih tinggi, informasi ini belum bisa langsung dimanfaatkan untuk menyusun strategi pemenangan.
"Ketika kandidat memiliki data yang tepat dan akurat soal strategi pemenangannya, biaya proses pemenangan politik dapat ditekan menjadi semakin efisien," demikian Pangeran.
[zul]
BERITA TERKAIT: