Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Faisal Basri: Lebih Baik Garuda Garap Rute Timteng dan Domestik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 18 Agustus 2015, 20:58 WIB
Faisal Basri: Lebih Baik Garuda Garap Rute Timteng dan Domestik
ilustrasi
rmol news logo PT Garuda Indonesia Tbk sebaiknya memperkuat rute gemuk ke Timur Tengah dibanding mengembangkan rute ke Eropa dan Amerika Serikat.

Pendapat itu disampaikan pakar ekonomi Faisal Basri seperti dikutip dari blog-nya. Menurutnya, jamaah umroh yang sekitar 5.000 orang sehari perlu digarap serius. (Baca: Polemik Airbus A350, Faisal Basri Sejalan dengan Rizal Ramli)

"Jika A350 cocok untuk rute Timur Tengah, silakan pesan. Namun, kalau untuk ekspansi ke rute Eropa, rasanya harus berpikir panjang, setidaknya untuk lima tahun ke depan," ucapnya.

Apalagi, dia menambahkan rute domestik juga masih cukup besar potensinya untuk dikembangkan. "Meningkatkan pangsa pasar domestik merupakan tantangan besar," demikian dosen Universitas Indonesia ini.

Faisal menungkapkan itu menanggapi press release Air Bus pada 15 Juni 2015 lalu tentang penandatanganan Letter of Intent (LOI) pembelian 30 pesawat A350 XWB oleh Garuda Indonesia. Pesawat itu akan digunakan untuk mengembangkan medium and long haul network Garuda Indonesia dengan kemampuan untuk terbang non-stop dari Jakarta atau Bali ke Eropa.

Isu rencana pembelian pesawat Airbus A350 oleh Garuda tersebut menghentak publik setelah Rizal Ramli angkat bicara sehari pasca dilantik menjabat Menko Kemaritiman. Bahkan dia sudah menyampaian penolakannya tersebut kepada Presiden Jokowi.

"Saya bilang, Mas, saya minta tolong layanan diperhatikan. Saya tidak ingin Garuda bangkrut lagi karena sebulan yang lalu beli pesawat dengan pinjaman 44,5 miliar dollar AS dari China Aviation Bank untuk beli pesawat Airbus A350 sebanyak 30 unit. Itu hanya cocok untuk Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa," tegasnya.

Apalagi, dia menambahkan, rute penerbangan tersebut tidak akan menguntungkan bagi Garuda. Sejauh ini, rute internasional ke Eropa itu selalu membuat Garuda  merugi karena tingkat keterisian penumpangnya hanya 30 persen. Bahkan, Singapore Airlines yang punya rute ke Amerika Serikat dan Eropa juga mengalami kinerja keuangan yang kurang baik.

Oleh karena itu, dia menyarankan, ketimbang mengembangkan bisnis penerbangan rute internasional, lebih baik Garuda membeli pesawat Airbus A320 dan memilih fokus menguasai bisnis penerbangan domestik dan regional Asia.

"Kita kuasai dulu pasar regional lima sampai tujuh tahun ke depan. Kalau sudah kuat, baru kita hantam," tegas Rizal sambil menambahkan, Presiden setuju dengan usulannya tersebut. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA