Pasalnya, selain warga NU notabene penduduk desa, pelaksanaan Muktamar di Kota Santri itu sangat tepat untuk menyatukan suasana kebatinan para peserta Muktamar dalam ikut serta memikirkan upaya pembangunan desa yang saat ini tengah menjadi fokus utama pemerintah.
"Saya sebagai Menteri Desa dan kader NU tentu sangat berharap Muktamar ini menjadi momentum untuk menyatukan semangat andil warga NU dalam upaya pembangunan desa yang menjadi salah satu tugas di Kemendesa," ungkap Menteri Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, di Jombang Jawa Timur, Sabtu (1/7)).
Marwan juga mengatakan, selain dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan semangat membangun desa, pada Muktamar NU kali ini juga untuk menyatukan kembali ikhtiar NU sebagai organisasi yang lebih mengedepankan musyawarah dan toleransi.
"Ini perlu direfleksikan kembali di acara yang melibatkan kader NU dari berbagai tingkatan tersebut, agar NU bisa istiqomah dalam menjaga keharmonisan antar ummat," ujarnya.
Menurut Marwan, warga NU sangat penting menjaga dan meningkatkan dua hal tersebut. Sebab, keduanya merupakan modal dasar dalam membangun Indonesia yang Rahmatan Lil Alamin.
"Percuma kita membangun desa, tapi masyarakatnya masih terlalu kaku dalam menerima pendapat orang lain, keyakinan umat agama lain. Inilah tugas kita (NU) bersama, bagaimana agar ke depan tidak ada lagi masyarakat desa yang mempersoalkan perbedaan," demikian Marwan.
[ysa]
BERITA TERKAIT: