Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menperin: Sebagai Pasar Terbesar, Kita harus Memiliki Industri Berdaya Saing Tinggi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 27 Juni 2015, 21:07 WIB
Menperin: Sebagai Pasar Terbesar, Kita harus Memiliki Industri Berdaya Saing Tinggi
menperin
rmol news logo Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara seyogyanya memiliki industri dalam negeri yang memiliki daya saing tinggi agar tidak sekedar menjadi pasar negara-negara tetangga.

Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin saat melakukan kunjungan kerja PT Tunas Baru Lampung (Sungai Budi Group), Jalan Yos Sudarso, Bandar Lampung, Sabtu petang (27/6).

Untuk itu, sebagai salah satu produsen minyak goreng nabati, stearin dan olahan lainnya, PT. Tunas Baru Lampung, Tbk diharapkan dapat terus melakukan upaya-upaya dalam rangka peningkatan mutu, produktivitas dan efisiensi di seluruh rangkaian proses produksi.

"Upaya tersebut juga sejalan dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia serta kegiatan penelitian dan pengembangan, sehingga dapat bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015," ungkapnya.

Menperin mengharapkan agar Industri makanan-minuman khsususnya PT. Tunas Baru Lampung Tbk terus memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia. Sinergi tersebut diyakini dapat meningkatkan kinerja sektor industri guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Dalam kunjungan ini, saya juga meminta kepada semua pelaku usaha industri dalam negeri agar bisa bersama-sama dengan Pemerintah untuk terus menghimpun kekuatan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan persaingan pasar antar ASEAN serta pemenuhan pasar dalam negeri," papar Menperin.

Kunjungan tersebut ditutup dengan acara buka puasa bersama. Di tempat yang sama seuai shalat magrib berjamaah, Menperin memberikan 200 paket Lebaran kepada para mustahik.

Sebelum mengujungi pabrik tersebut, Menperin pada pagi hari meninjau langsung pabrik gula rafinasi, PT Sugar Labinta di Kelurahan Malangsari, Tanjungsari, Lampung Selatan dan dilanjutkan ke PT Great Giant Pineapple (industri pengalengan nanas), Jalan Raya Lintas Timur Arah Menggala, Km. 77 Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Selain peninjauan ke tiga pabrik, Menperin juga sempat memantau lahan tebu milik PT Adi Karya Gemilang (Sungai Budi Group).

Di sela-sela buka puasa, kepada wartawan, Menperin mengaku sengaja melakukan kunjungan kerja secara langsung untuk melihat bagaimana kondisi ril di lapangan. Dalam pantauannya, dia melihat perusahaan-perusahaan tersebut telah menjadi industri yang terintegrasi. PT Great Giant Pineapple misalnya, mulai dari penanaman (nanas), mengolah sendiri hasil tanaman  lalu menjadi produk minuman, yang kemudian diekspor ke berbagai negara.

"Tak hanya punya kebon sendiri, tapi produksi untuk bahan baku lainnya. Kalengnya diproduksi sendiri, dikemas, baru diekspor," tandasnya.

Begitu juga PT. Tunas Baru Lampung, bersama induknya, PT Sungai Budi Grup, semua terintegrasi. Mulai dari menanam sawit dan singkong, hingga mengolah semua turunan dari kedua komoditas dengan top brand Rose Brand tersebut. Bahkan tidak sedikit dari produknya yang diekspor.

"Sampai ampas pun diolah menjadi bermanafaat, bernilai jual. Ini sesuai dengan keinginan pemerintah, adanya hilirisasi industri. Selain menciptakan lapangan kerja, nilai tambah, dan dapat menambah devisi untuk negara," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA