Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

ITW: Transportasi Umum, Bukti Kita Belum Menjadi Bangsa Beradab

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 29 Mei 2015, 06:57 WIB
ITW: Transportasi Umum, Bukti Kita Belum Menjadi Bangsa Beradab
ilustrasi
rmol news logo Transportasi umum merupakan potret modrenisasi dan cermin budaya bangsa, serta urat nadi kehidupan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Namun sayangnya, transportasi angkutan umum khususnya di Jakarta belum memberikan rasa keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran (Kamseltibcar) lalu lintas.

"Transportasi umum kita masih jauh dari harapan adalah fakta yang sulit dibantah," Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan, Jumat (22/5).
 
Sebab, beragam moda transportasi yang ada mulai ojek, metromini, bajaj, bus,kereta api, hingga TransJakarta, belum memberikan jaminan keamanan, kenyamanan. Bahkan cenderung menjadi ancaman, karena sering mengalami kerusakan hingga kebakaran.

"(Ini) Sekaligus menjadi cermin bahwa kita belum menjadi bangsa yang maju dan beradab," tegasnya.

Edison mengungkapkan, selain fasilitas yang masih buruk, perilaku para awak angkutan umum juga masih jauh dari layak. Ditambah lagi kemacetan, memicu kondisi semakin buruk.

"Kondisi angkutan umum memperihatinkan, perilaku awaknya yang ugal-ugalan dan sering menurunkan penumpang sebelum tiba di tujuan membuat transportasi umum kian runyam," imbuh Edison.
 
ITW mengingatkan pemerintah agar fokus untuk melakukan revolusi terhadap permasalahan lalu lintas dan angkutan jalan. Tetapi yang paling mendasar adalah, pemerintah harus menyadari bahwa transportasi angkutan umum merupakan pelayanan dan tanggungjawab pemerintah.
 
"Angkutan umum adalah pelayanan kepada masyarakat yang menjadi kewajiban negara, jadi jangan dilihat dari segi bisnis yang tentu soal untung rugi," tekan Edison.
 
Dikatakan, urusan lalu lintas dan angkutan jalan selama ini dikaitkan dengan untung rugi. Bahkan dijadikan proyek untuk lahan yang bisa di korupsi. "Sehingga pemilihan jenis transportasi kurang tepat dengan kebutuhan," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA