Di tengah quarto-defisits era SBY, dengan posisi ekonomi sudah lampu kuning, para pendukung Jokowi memberikan impian serba optimis dan melupakan bahaya ekonomi RI sudah lampu kuning.
"Kabinet yang seharusnya Trisakti, dengan pejabat-pejabat yang kompeten, memiliki leadership dan integritas, diisi dengan team KW2 dan KW3. Lampu mulai merah," kata ekonom senior, DR. Rizal Ramli, dalam akun twitternya @RamliRizal, beberapa saat lalu (Kamis, 28/5).
Dari segi integritas, Rizal menilai, tim baru lumayan bagus dengan
leadership yang moderat. Namun sayang, kapasitas banyak yang salah tempat dan payah.
"Tim sibuk tanpa policy," ungkap Rizal. (
Baca juga: Nasehat Ekonomi SBY untuk Jokowi Pasti Palsu)Rizal mengingatkan, tugas menteri adalah merumuskan strategi, kebijakan dan program. Semetara Dirjen dan Direktur melaksanakannya. Untuk aktifitas merupakan wilayah Ka-SubDit, dan bukan wilayah mentri.
"Menteri yang sibuk soal aktifitas, sekedar buka sini buka situ, merendahkan dirinya sendiri dengan menyamakan diri bagaikan Ka-SubDit," tegas Rizal.
Dalam suasana aktifitas artifisial tersebut, Rizal kembali mengingatkan, secara pelan dan pasti ekonomi makro Indonesia memasuki awal lampu merah.
Saat ini, Rizal menambahkan, penjualan retail anjlok 30 persen, Tanah Abang anjlok 50 persen, PHK meningkat, nilai tukar rupiah atas dolar AS terus terpuruk dan kini berada di angka Rp 13.400 per dolar AS, serta pertumbuhan ekonomi Q-Q negatif selama dua semester.
[ysa]
BERITA TERKAIT: