Nasehat Ekonomi SBY untuk Jokowi Pasti Palsu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Kamis, 28 Mei 2015, 10:19 WIB
Nasehat Ekonomi SBY untuk Jokowi Pasti Palsu
sby-jokowi/net
rmol news logo . Ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun 2015 cukup melambat. Pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama hanya 4,7 persen. Di saat yang sama, nilai tukar rupiah atas dolar AS juga sangat terpuruk, dan berada di angka sekitar Rp 13.000 per dolar AS.

Terkait dengan kondisi ekonomi ini, jauh-jauh hari, ekonom senior Dr. Rizal Ramli sudah mengingatkan. Pada tahun 2013, Rizal sudah menyatakan bahwa ekonomi Indonesia dalam posisi lampu kuning, ketika banyak pejabat, termasuk Presiden SBY, yang mengatakan ekonomi Indonesia baik, sehat dan tidak akan ada masalah.

Menurut Rizal saat itu, setidaknya ada empat defisit yang menyebabkan ekonomi Indonesia diambang krisis. Yaitu defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, serta defisit anggaran negara.

"Kabinet SBY, yang terlena dengan harga komoditas dan inflow modal tinggi sampai 2012, tidak melakukan apapun untuk mengurangi quarto-defisits," kata Rizal, dalam akun twitternya @RamliRizal, beberapa saat lalu (Kamis, 28/5)

Menurut Rizal, quarto-defisits SBY ini kemudian menjadi beban yang diwariskan oleh SBY kepada Presiden Jokowi.

"Ironis dan palsu ketika SBY berikan nasehat kelola ekonomi kepada Jokowi," ungkap Rizal.

Kemudian, sambung Rizal, dalam suasana euphoria berlebihan, para pendukung Jokowi memberikan impian serba optimis dan melupakan bahaya ekonomi RI sudah lampu kuning. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA