"Saya menangkap ada hal yang sangat serius dan memerlukan penggalian lebih mendalam dari pengakuan Akbar Faisal tersebut," kata Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi (Sigma), Said Salahuddin, kepada
Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin, 6/4).
Dalam surat kepada Yanuar Nugroho melalui
chat di group
WhatsApp yang akhirnya bocor ke publik, Akbar menyinggung peran Luhut dalam Pilpres, dengan nada menyindir. Akbar pun menyinggung proposal Luhut tentang sistem IT, yang cukup memarkir mobil di depan KPU dan seluruh data-data bisa tersedot.
Menurut Said, kalau disebutkan bahwa Luhut terkait dengan adanya tekhnologi yang cukup memarkirkan mobil di depan kantor KPU lalu seluruh data-data KPU bisa tersedot oleh tekhnologi itu, maka patut dicurigai ada kegiatan pencurian data Pemilu disitu.
"Oleh sebab itu agar publik tidak menduga-duga adanya kecurangan atau kegiatan ilegal yang dilakukan oleh tim pemenangan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden tertentu pada masa Pilpres dengan menggunakan tekhnologi penyedotan data, maka saya mendesak Luhut Panjaitan dan Akbar Faizal menjelaskan persoalan tersebut secara lengkap dan jujur kepada masyarakat," demikian Said.
[ysa]
BERITA TERKAIT: