"Nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 13 ribu sangat berdampak signifikan terhadap kelangsungan industri di Indonesia," jelas anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Gerindra Bambang Harjo (Rabu, 4/3).
Produktifitas industri juga akan turun dan tidak bisa berproduksi secara optimal lagi.
Mahalnya harga produksi karena harga tukar rupiah yang membuat industri dalam negeri akan hancur, serta tidak dapat bersaing dengan produk industri luar negeri yang menyebabkan PHK karyawan secara besar-besaran," ungkapnya.
Menurutnya, bila demikian keadannya, industri dalam negeri hanya bisa menjadi distributor dalam produk-produk luar negeri seperti dari Tiongkok. Karena itu, Presiden Jokowi harus secepatnya mengambil kebijakan yang tepat.
Karena itu salah kaprah kalau Presiden masih mengatakan kondisi ekonomi Indonesia masih aman. Naiknya nilai tukar rupiah menyebabkan daya beli masyarakat menjadi menurun karena harga-harga juga agak naik secara signifikan.
"Buktinya sekarang harga-harga sudah naik yang membuat rakyat Indonesia menjadi sangat sengsara. Mana
Jokowi effect yang mereka gembor-gemborkan, buktikan dong jangan cuma slogan," tutupnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: