Gerindra Minta Publik Tahan Diri Sikapi Hilangnya AirAsia QZ8501

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Selasa, 30 Desember 2014, 13:47 WIB
Gerindra Minta Publik Tahan Diri Sikapi Hilangnya AirAsia QZ8501
Edhy Prabowo/net
rmol news logo Peristiwa hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 menambah catatan kelam dunia penerbangan Tanah Air. Namun begitu, semua pihak masih berharap pesawat yang terbang dari Surabaya menuju Singapura pada Minggu pagi (28/12) itu, dapat ditemukan dengan selamat.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Edhy Prabowo, turut menyayangkan kejadian ini. Edhy berharap keberadaan pesawat milik pengusaha Toni Fernandes ini dapat segera diketahui keberadaannya. Edhy enggan berspekulasi lebih jauh perihal insiden ini.

"Kita semua harus menahan diri. Saat ini pemerintah melalui Kemenhub, Basarnas dan TNI tengah berusaha maksimal mencari keberadaan pesawat. Saya berharap secepatnya tim pencari dapat menemukan keberadaannya. Saya juga meminta kepada kepala daerah di sekitar lokasi kejadian agar terus membantu tim di lapangan," ujar Edhy dalam siaran persnya, Senin (29/12).

Karena itu Edhy berharap kepada masyarakat agar tidak berspekulasi atau menganalisa yang tidak-tidak atas kejadian ini. "Saya lihat di media sosial banyak yang mendoakan kejadian ini, tapi ada juga segelintir orang yang justru menjadikan peristiwa ini sebagai bahan bercandaan. Ini sangat tidak baik dan sangat disesali," sebutnya.

Edhy yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi IV ini berharap, peristiwa serupa tidak terjadi lagi ke depannya. Apa yang pernah dialami oleh AdamAir pada tahun 2007 lalu dan AirAsia pada saat ini dapat menjadi pelajaran penting bagi penggelut bisnis maskapai.

"Semoga kejadian ini membawa hikmah dan dapat dijadikan pelajaran penting bagi bisnis maskapai agar ke depan bisa lebih safety," tandasnya.

Seperti diwartakan sebelumnya, pesawat AirAsia QZ8501 yang terbang dari Surabaya menuju Singapura hilang kontak sekitar pukul 7.00 WIB (Minggu, 28/12). Pesawat tersebut kemungkinan besar mengalami gangguan cuaca. Sebelum hilang dari radar ATC di Jakarta, pilot pesawat, Kapten Iriyanto, minta izin untuk mengubah arah pesawat demi menghindarkan awan tebal.

Pesawat membawa penumpang 155 orang dan kru sebanyak 7 orang, total di dalam pesawat 162 orang. Dengan rincian, Indonesia 155 orang, Korea Selatan 1 orang, Singapura 1 orang, Prancis 1 orang dan Malaysia 1 orang. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA